Cari Blog Ini

Kamis, 24 Oktober 2019

Makalah Pidato



Kata Pengantar
                                       
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pidato” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dengan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.       
Kami juga menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Kami mengucapkan mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.




Semarang, Maret 2019
Penyusun










Daftar Isi

HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .i
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .iii
BAB I PENDAHULUAN:
A. Latar Belakang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
B. Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
C. Tujuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
BAB II PEMBAHASAN:
A.     Enkulturasi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
Pengertian Enkulturasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
Media Enkulturasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
Fungsi dan Manfaat Enkulturasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3
Dampak dari Enkulturasi yang Tidak Berhasil . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4
Contoh Enkulturasi dalam Masyarakat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4
F. Contoh Enkulturasi dari Daerah Masing-Masing Anggota Kelompok  . . . . . . . 5
Tradisi Rodad dari Kabupaten Banjarnegara . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5
Ajaran Samin Surosentiko dari Kabupaten Blora  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6
Tradisi Sedekah Bumi dari Kabupaten Blora . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .9
Tradisi Ngumbah Pusaka dari Kabupaten Blora . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
Tradisi Begalan dari Kabupaten Banyumas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .11
Tradisi Sedekah Laut dari Kabupaten Cilacap . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .13
BAB III PENUTUPAN:
A. Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .15
B. Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16





BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Bagi manusia salah satu karunia Tuhan yang paling besar ialah kemampuan berbicara. Kemampuan untuk mengungkapkan isi hatinya dengan mengeluarkan bunyi bahasa melalui mulutnya. Berbicara merupakan salah satu ciri manusia yang membedakannya dengan mahkluk Tuhan yang lain. Burung mmang dapat bersuara, tetapi suara yang dikeluarkan tak dapat dipahami oleh manusia.
Kemampuan berbicara bisa merupakan bakat. Tetapi, kepandaian berbicara yang baik memerlukan pengetahuan dan latihan. Terutama bagi orang yang sering berbicara di depan umum, pengetahuan dan latihan sangatlah perlu. Hal ini disebabkan apa yang akan diucapkan akan mempengaruhi orang-orang yang mendengarkannya. Si pembicara pun akan dinilai oleh pendengar.

B.      Rumusan Masalah
C.      Tujuan








BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Pidato
Pidato adalah penyampaian gagasan, pikiran atau informasi serta tujuan dari pembicara kepada orang lain (audience) dengan cara lisan. Pidato juga bisa diartian sebagai the art of persuasion, yaitu sebagai seni membujuk/mempengaruhi. Berpidatonada hubungannya dengan retorika, yaitu seni menggunakan bahasa dengan efektif. Berpidato bukanlah suatu pekerjaan yang sederhana karena dalam berpidato menyangkut beberapa unsur pentibg, seperti: pembicara, pendengar, tujuan dan isi pidato, persiapan,teknik dan etika dalam berpidato, serta masih banyak hal lain yang menjadi perhatian.
Pidato yang baik dapat memberikan suatu esan positif bagi orang-orang yang mendengarkannya. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik/umum dapat membantu untuk mencapai jenjang arir yang baik.

B.     Metode Pidato
1.    Impromptu (Tanpa Persiapan)
Metode ini sering disebut metode spontanitas, yaitu metode pidato yang tidak dilakukan persiapan/pembuatan naskah tertulis terlebih dahulu. Biasanya dilakukan hanya oleh orang-orang yang akan tampil secara mendadak.
Keuntungan metode ini:
1.    Dapat mengungkapkan perasaan sebenarnya
2.    Gagasan dan pendapat datang secara spontan
3.    Memungkinkan pembicara terus berpikir.
Kerugian metode ini:
1. Dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah karena terbatasnya pengetahuan pembicara
2. Penyampaian tidak lancar, terutama bagi orang yang belum berpengalaman
3. Gagasan yang disampaikan bisa jadi aca-acakan
4. Mudah kena demam panggung.
Hal-hal yang dapat diterapkan untuk mengurangi kekurangan metode ini:
a.    Pikirkan lebih dulu teknik permulaan pidato yang baik.
b.    Tentukan sistem organisasi pesan
c.    Pikirkan teknik menutup pidato yang mengesankan.
2.    Manuskrip (Naskah)
Metode ini digunakan bila kesalahan kata sediit saja dapat menimbulkan dampak buruk yang besar. Pidato digunakan untuk pidato resmi dan dibacakan secara langsung. Cara demikian dilakukan  agar tidak terjadi kekeliruan, karena setiap kata yang diucapkan dalam situasi resmi, akan disebarluaskan dan dijadikan figur oleh masyarakat dan dikutip oleh media massa.
Metode naskah berarti seorang sudah mempersiapkan pidatonya dengan  lebih baik. Ia sudah menulis secara utuh, mulai dari pembukaan sampai dengan penutupan. Metode naskah ini sangat baik bagi mereka yang baru tampil di depan umum. Ide, gagasan yang terdapat di dalamnya tersusun rapi.
Keuntungan metode ini:
a.    Kata-katanya dapat dipilih sebaik-baiknya
b.    Pernyataan dapat dihemat
c.    Lebih fasih dalam berbicara
d.    Hal-hal yang menyimpang dapat dihindari
e.    Naskah dapat diterbitkan atau diperbanyak.
Kekurangan metode ini:
a.    Interaksi dengan pendengar menjadi kurang
b.    Pembicara terlihat kaku
c.    Tanggapan pendengar tidak dapat mempengaruhi pesan
d.    Persiapannya lebih lama
Untuk mengurangi kerugian tersebut, dapat dilakukan:
a.    Menyusun garis besarnya dan siapkan bahan-bahannya
b.    Tulis naskah seakan-akan Anda berbicara
c.    Baca naskah berkali-kali sambil membanyangkan pendengar
d.    Hafalkan sekadarnya sehingga Anda dapat leih sering melihat pendengar.
3.    Memoriter (Hafalan)
Keuntungan dan kerugiannya hampir sama dengan pidato manuskrip, ditambah risiko yang lebih besar. Naskah sudah dibuat sebelumnya. Ketika komunikator hendak membawakan pidatonya, dia tidak lagi menggunakan naskahnya karena apa yang tertera di dalam naskah itu sudah dihafalkan semuanya. Ketika tampil, ia mengingat kembali apa yang telah dihafalkannya.
Metode ini memang sungguh luar biasa karena kemampuan mengingat seseorang betul-betul diasah. Dia sudah menguasai secara lebih baik susunan bahasa, ide, gagasan yang terdapat dalam naskahnya. Metode seperti ini cocok untuk mereka yang daya ingatnya tinggi, topik pidatonya menarik dansederhana dan waktu penyampaiannya tidak terlalu lama.
4.    Estempore
Jenis pidato terbaik. Naskah pidato hanya berupa garis besar dan pokok-pokok penunjang, yang bersifat sebagai pedoman untuk mengatur gagasan yang ada dalam pikiran. Metode ini sering disebut juga metode penjabaran kerangka. Teknik berpidato dengan menjabarkan materi pidato yang terpola secara lengkap adalah teknik yang sangat dianjurkan dalam berpidato. Maksud dari terpola yaitu materi yang akan disampaikan harus disiapkan garis-garis besar isinya dengan menuliskan hal-hal yang dianggap paling penting untuk disampaikan.
Dalam metode ini orang tidak membuat atau menggarap naskah pidato. Naskah yang dibuat tidak lengkap. Kpmunikator hanya membuat kerangka atau pokok-pokok gagasan penting. Biasanya pokok-pokok gagasan itu ditulis dalam kertas kecil. Pokok-pokok gagasan itu ditulis secara runtut namun kurang begitu lengkap. Akan tetapi komunikator sendiri mampu menguasai ide dan gagasan yang akan dibawakan dalam secarik kertas yang sangat kecil. ketika berdiri di mimbar, komunikator hanya membawa secarik kertas itu.
Dalam membawakan pidatonya, seseorang hanya memilih kata-kata yang cocok dan sesuai dengan gagasan dan ide yang ditulis dalam kerangka pidato. Di sini kualitas pembicara sangat diuji, tentu ada begitu banyak improvisasi. Selain itu, tuntutan kreativitas sangat penting.
Keuntungan metode ini:
a.    Komunikasi dengan pendengar lebih baik
b.    Esan dapat diubah sesuai kebutuhan
c.    Penyajiannya lebih spontan.
Kerugian metode ini:
a.    Persiapan kurang baik bila dibuat terburu-buru
b.    Pemilihan bahasa yang jelek
c.    Kefasihan kurang
d.    Kemungkinan menyimpang dari outline
e.    Tak dapat diterbitkan

C.                 Tema, Topik, dan Judul Pidato
1.    Tema Pidato
Tema pidato yang kita pilih, akan mempengaruhi diri kita sendiri saat penyampaian pidato. Oleh karena itu, berikut ini ada beberapa kriteria agar tema pidato menjadi baik dan menarik :
a.    Tema disesuaikan dengan latar belakang pengetahuan Anda. Jadi, Anda lebih tau daripada pendengar pidato.
b.    Harus menarik minat Anda dan para pendengar.
c.    Sesuai dengan pengetahuan pendengar.
d.    Harus jelas ruang lingkup dan batasannya, jangan terlalu lama.
e.    Harus sesuai dengan waktu dan situasi.
f.      Tema yang dipilih harus ditunjang dengan bahan lain.
               Pidato yang baik dan menarik juga memerlukan keterangan penunjang yang baik untuk memperjelas uraian, memperkuat pesan, menambah daya tarik, dan mempermudah pengertian. Beberapa keterangan penunjang tersebut ialah :
a.    Penjelasan
Penjelasan dapat dilakukan dengan memberikan definisi.
b.    Contoh
Memberikan contoh-contoh dengan membuat suatu gagasan agar terasa lebuh nyata dan mudah dipahami oleh pendengar. Hal ini bisa berupa suatu cerita yang terinci atau ilustrasi.
c.    Analogi
Perbandingan antara dua hal atau lebih untuk menunjukkan kesamaan atau perbedaan. Ada analogi harfiah dan analogi kiasan.
d.    Testimoni
Testimoni ini bisa berupa pernyataan dalil atau dari para ahli yang dikutip untuk menunjang pembicaraan.
e.    Statistik
Sebaiknya menggunakan angka-angka yang sudah dibulatkan.
f.      Perulangan
Perulangan disini ialah menyebutkan suatu gagasan yang sama dengan kata-kata yang berbeda.
2.    Topik Pidato
          Setiap orang memiliki keahlian masing-masing sesuai dengan bidangnya. Oleh karena itu, pembicara harus bisa menemukan topik berpidato yang sesuai dengan kemampuannya. Karena hal yang akan menjadi masalah adalah ketika pembicara memaksakan diri untuk menyampaikan suatu persoalan yang tidak dipahaminya.
          Profrsor Wayne N. Thompson menyusun sistematika sumber topik sebagai berikut :
a.    Pengalaman pribadi
b.    Perjalanan
c.    Tempat yang pernah dikunjungi
d.    Wawancara dengan tokoh
e.    Kejadian luar biasa
f.      Peristiwa lucu
g.    Kelakuan atau adat yang aneh
h.    Hobby dan keterampilan : cara bekerja dan melakukan sesuatu
i.      Peraturan dan tata cara
j.      Pengalaman pekerjaan dan profesi
k.    Pekerjaan tambahan
l.      Profesi keluarga
m.  Masalah abadi
n.    Agama
o.    Pendidikan
p.    Masalah kemasyarakatan
q.    Persoalan pribadiKejadian yang khusus : perayaan atau peringatan khusus. Misalnya: Maulud Nabi
r.     Peristiwa yang erat kaitannya dengan peringatan
s.     Minat khalayak : Pekerjaan, rumah tangga, kesehatan, dan penampilan.
t.      Tambahan ilmu

Kriteria Topik yang Baik       
Kriteria topik yang baik adalah sebagai berikut:
a.    Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan Anda
Topik yang baik ialah topik yang membuat kita menjadi lebih tahu daripada pendengar yang lain.
b.    Topik harus menarik minat Anda   
Topik yang enak dibicarakan ialah topik yang paling Anda senangi atau yang mudah menyentuh emosi.
c.    Topik harus menarik minat pendengar       
Agar Anda bisa menarik minat pendengar, maka Anda bisa berbicara tentang suatu hal yang disenangi oleh mereka. Hal lain yang menarik minat pendengar ialah hal yang bersifat baru dan indah, menyentuh hati, keluarga, humor, dan masih banyak lagi.
d.    Topik harus sesuai dengan pengetahuan pendengar
Sebaik apapun topik yang telah dirancang, apabila hal itu tidak bisa dicerna oleh pendengar maka pendengar akan terasa bosan dan kebingungan.
e.    Topik harus jelas ruang lingkup dan pembatasannya           
Dalam menyampaikan sebuah pidato tidak boleh terlalu luas
f.     Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi          
Anda harus memilih topik tertentu terkait dengan waktu dan situasi
g.    Topik harus dapat ditunjang dengan bahan lainnya 
3.    Judul Pidato
               Judul adalah nama yang diberikan untuk pokok bahasan yang akan disampaikan. Seringkali judul dikemukakan dahulu kepada khalayak, maka judul harus di rumuskan lebih dulu. Syarat terpenuhinya judul yang baik ada 3, yaitu : relevan, propokatif, dan singkat. Relevan artinya ada hubungan dengan pokok-pokok bahasan; Propokatif artinya dapat menimbulkan hasrat ingin tahu dan antusiasme penengar; Singkat berarti mudah ditangkap maksudnya, pendek kalimatnya, dan mudah diingat.

D.  Tujuan dan Fungsi Pidato
1.    Tujuan Pidato
Menentukan tujuan pidato adalah langkah awal yang sangat penting untuk menuju pidato yang sukses. Berikut adalah beberapa bentuk tujuan pidato yang dapat menentukan langkah berdasarkan apa pidato itu diadakan. Tujuan pidato tersebut adalah :
1.    Informatif/Instruktif
Pidato informatif bertujuan memberikan laporan atau pengetahuan atau sesuatu yang menarik untuk audience, yakni menyampaikan informasi atau keterangan kepada pendengar. Salah satu cocok topik pidato informatif adalah “cara bertanam secara hidroponik”.
2.    Persuasif
Pidato persuasif  berisi tentang usaha untuk mendorong, meyakinkan dan mengajak audience untuk melakukan sesuatu hal. Contohnya adalah pidato kampanye dan pidato kegamaan. Topic pidato persuasif seperti “toleransi beragama kunci persatuan nasional” dan “menabung untuk masa depan”.
3.    Argumentatif
Pidato argumentatif bertujuan untuk meyakinkan audience. Contoh topik pidato argumentatif adalah “pentingnya perkembangan pariwisata” dan “pupuk buatan meningkatkan pendapatn petani”.
4.    Deskriptif
Pidato deskriptif bertujuan untuk meyakinkan audience. Contoh topik pidato deskriptif seperti suasana peringatan sumpah pemuda.
5.    Rekreatif
Pidato rekreatif bertujuan untuk menggembirakan atau menghibur audienece. Pidato ini biasanya dilakukan dalam jamuan-jamuan, pesta-pesta- dan perayaan-perayaan.
6.    Edukatif
Pidato edukatif berupaya menekankan pada aspek-aspek pendidikan, misalnya tentang pentingnya hidup sehat, ber-KB, hidup rukun antar umat beragama dan lain-lain.
7.    Entertain atau menghibur
Pidato entertain bertujuan untuk memberikan penyegaran kepada audience yang sifatnya lebih santai.
2. Fungsi Pidato
Sebelum kita membawakan pidato hal utama yang perlu diketahui adalah fungsi pidato. Hal ini yang akan menjadi pemandu saat berpidato, sehingga kita dapat melalui jalan yang jelas dan tujuan yang tepat. Fungsi-fungsi yang dimaksudkan antara lain :
1.    Memberikan suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
2.    Mempermudah komunikasi antar atasan dan bawahan dalam sebuah organisasi.
3.    Mempermudah komunikasi antar sesama anggota organisasi.
4.    Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
5.    Mempermudah adanya komunikasi dari pemimpin atau pejabat Negara guna terciptanya keadaan yang demokratis.
6.    Menenangkan massa atau khalayak ramai.
7.    Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.

E.   Prinsip-Prinsip  Pidato
F.   Garis-Garis Besar Pidato
1. Macam-macam Garis Besar
a)    Garis besar lengkapi, digunakan oleh pembicara yang bukan ahli dalam penyajian, memuat pikiran pokok yang di tulis dalam kalimat sempurna lengkap dengn bahan-bahan penanunjang uraian.
b)   Garis besar singkat, hanya di perlukan sebagai pedoman atau pengingat,memuat inti-inti pembicaraan saja.
c)    Garis besar alur teknik, memuat teknik-teknik pidato yang akan di terapkan, digunkan bersama garis besar lengkap.
2. Kata-kata yang anda ucapkan saat berpidato bukan sekedar pengungkapan belaka. Artikulasi harus jelas dan lantang pembentukan kesan pengdengar terhadap pidato sangat tergantunng dari pilihan kata yang idgunakan pembicara. Oleh karena itu,syarat-syarat kata yang harus digunakan adalah sebagai berikut:
a. Jelas, gunakan:
ü Istilah yang spesifik ( tertentu).
ü Kata-kata yang sederhana.
ü Pengulangan gagasan yang sama dengan kata yang berbeda.
b. Tepat, sesuai dengan pribadi pembicara, jenis pesan, kondisi khalayak dan situasi komunikasi.
ü  Hindari kata-kata klise.
ü  Gunakan bahasa pasaran atau pergaulan dengan hati-hati.
ü  Hati-hati dalam penggunaan kata-kata asing.
ü  Hindari kata-kata vulgar dan tidak sopan.
ü  Jangan menggunakan penjulukan yang buruk.
ü  Jangan menggunakan “pelembutan kata” yang berlebihan.         
c. Menarik, menimbulkan kesan yang kuat, hidup dang merebut perhatian
ü  Pilihlah kata-kata yang langsung diri pendendar.
ü  Gunakan kata yang dapat melukiskan sikap dan perasaan atau keadaan.
G. Sikap Pada Saat Pidato
1. Sikap berdiri
Sikap berdiri yang kurang baik, adalah:
a.    Berdiri dengan kaki sebelah.
b.    Berdiri dengan kaki yang terlalu rapat.
c.    Berdiri dengan kaki yang terlalu terbuka.
d.    Berdiri loyo ataupun kaku.
e.    Berdiri dengan kurang seimbang.
f.      Bersanar pada mimbar.
g.    Menggoyang-goyangkan badan yang tidak perlu.
h.    Berdiri dengan tidak tenang.
i.      Berdiri terlalu santai dan rileks
2. Mimik Wajah
Mimik wajah yang kurang baik adalah:
a.    Tertawa yang dibuat-buat.
b.    Dahi yang selalu berkerut.
c.    Tersenyum terus-menerus.
d.    Tersenyum tetapi tidak ada yang lucu.
e.    Muka selalu masam.
f.      Sikap gugup
3. Gerakan Anggota Badan
Gerak yang kurang baik adalah:
a.    Selalu menggerakan bagian-bagian tertentu.
b.    Gerakan yang canggung.
c.    Kaku dan gerakan mekanis berdiri terpaku.
d.    Menggaruk-garuk telinga.
e.    Merogoh-rogoh saku.
f.      Memainkan pensil atau pulpen.
g.    Berbicara dengan melihat teks terus-menerus
h.    Terlalu banyak melangkah atau berjalan.
4. Penampilan Sebelum, Saat dan Sesudah Pidato
Persiapan sebelum pidato:
a.    Bercakap-cakap dengan orang sekitar untuk menghilangkan rasa gugup.
b.    Pusatkan pikiran pada tata cara pidato.
sebelum pidato:
a.    Memerhatikan pakaian.
b.    Sikap simpatik.
c.    Sikap tenang.
d.    Sikap hormat.
Saat pidato:
a.    Percaya pada diri sendiri.
b.    Sikap tenang.
c.    Menghirup nafas panjang sebelum mulai berpidato tetapi tidak boleh terlihat oleh audien.
d.    Tataplah audien pada bagian atas matanya.
sesudah pidato:
a.    Mengucapkan salam akhir.
b.    Turun dari mimbar dengan sikap tenang dan tertib.
c.    Wajah cerah dengan sedikit senyum.
d.    Memberi hormat.

H. Etika Dalam Berpidato
1. Etika berpidato di depan umum:
a.    Mengenakan pakaian yang sesuai dengan suasana pertemuan, rapi, bersih dan sopan.
b.    Tampil dengan bersahaja, sopan dan rendah hati.
c.    Menyisipkan beberapa humor segar dalam pidato.
d.    Gunakan kata-kata yang sopan, halus, dan sederhana.
e.    Sebagai kata penutup jangan lupa mengucapkan maaf bila terdapat tutur kata yang kurang berkenan dan lain-lain.
2. Etika berpidato di depan pejabat:
a.    Menghilangkan rasa rendah diri.
b.    Jangan tampil seolah-olah menggurui, sikap lebih tahu dan lain-lain.
c.    Jangan terlalu memberikan penghormatan yang berlebihan pada audience.
3. Berpidato di depan Pemuka Agama
a.    Jangan mengeluarkan kata-kata yang bisa menyinggung umat beragama.
b.    Jangan ada nada merendahkan atau memuji agama tertentu.
c.    Perbanyak istilah-istilah keagamaan.
4. Etika Berpidato di depan para wanita.
Bila pembicara seorang laki-laki, hati-hati jangan sampai menyinggung harkat dan martabat wanita. Gunakan istilah-istilah yang tepat seperti ibu-ibu atau saudari sekalian. Hindari kata-kata kasar, kurang senonoh dankurang sopan.
5. Etika Berpidato di depan Pemuda/Mahasiswa.
Pidato harus mengutamakan penalaran yang berkaitan dengan dunia anak-anak muda. Jangan mengeluarkan kata-kata yang bersifat menentang. Jangan mengkritik dan menyalahkan anak-anak muda.
6. Etika Berpidato di depan masyarakat Desa.
Jangan berbohong. Gunakan kata-kata yang sopan dan sederhana, kapan perlu sisipkan beberapa istilah dalam bahasa setempat.

I.      ASPEK DALAM BERPIDATO
1.    Gestures
Gestures adalah pidato yang semarak, atau hidup, dimana komunikasi menggunakan gerakan-gerakan anggota tubuh yaitu tangan, kepala, ekspresi wajah dan juga anggota tubuh yang lainnya. Gerakan-gerakan tersebut juga mempunyai makna-makna tersendiri.
2.      Pandangan
Jika anda berpidato hindarilah menatap ke atas dan juga jangan terlalu sering menunduk. Tetapi, tataplah para hadirin dengan melemparkan senyuman sesekali kepada hadirin. Dengan begitu hadirin dapat mempercayai kemampuan anda.
3.    Penampilan
Penampilan dalam berpidato selalu berhubungan dengan pakaian yang kita gunakan. Jangan biarkan hadirin lebih memperhatikan pakaian anda daripada isi pidato yang anda sampaikan. Jangan memakai aksesori yang tidak semestinya dipakai dan juga jangan berlebihan. Kenakanlah pakaian yang sekiranya anda nyaman memakainya dan leluasa untuk membuat gestures.

harus dilakukan yaitu :
1.                  Mencari informasi apakah hadirin mengetahui anda sebagai pembicara.
2.                  Mengetahui dengan pasti siapa saja yang akan hadir dalam pertemuan itu.
3.                  Jenis kelamin, apakah yang hadir ibu-ibu, bapak-bapak, ataupun remaja putri dan putra.
4.                  Tingkat Pendidikan, apakah para hadirin yang hadir dari ilmuwan, Pendidikan pertama, Pendidikan atas, ataupun mahasiswa.
5.                  Tingkat sosial, apakah yang hadir golongan menengah ke atas, menengah ke bawah, atau menengah.
6.                  Pekerjaan, apakah para hadirin memiliki pekerjaan atau dalam kondisi menganggur.
7.                  Keanggotaan dalam suatu klub di organisasi, organisasi apakah yang diikuti oleh hadrin, termasuk anggota pasif atau aktifkah, dan apa kedudukan mereka dalam organisasi.
8.                  Latar belakang geografis dan kebudayaan, dari daerah mana sajakah para hadirin hadir, dan apakah kebudayaan daerah mereka masih melekat kuat pada diri hadirin.
Hal ini dapat kita peroleh dari menanyakan pihak yang mengundang kita, atau kepada para pembicara  yang telah hadir sebelum anda.
Setelah informasi yang kita butuhkan terhimpun, kita mulai dapat menentukan judul pidato, merancang struktur pidato, mengatur strategi Bahasa, aspek perilaku, menetapkan pesan-pesan serta umpan balik tentang apa yang kita harapkan dari para hadirin.
KERANGKA PIDATO
Membuat kerangka susunan pidato merupakan langkah penting kedua setelah anda menentukan tujuan pidato. Dari sini anda dapat melihat secara keseluruhan gambaran pidato yang akan anda bawakan. Untuk memudahkan, maka kita akan membagi menjadi 4 bagian, yaitu:
1.                  Pendahuluan
Pendahuluan diawali dengan salam pembuka singkat dan sederhana yang berfungsi sebagai pengantar ke arah pokok pembicaraan yang akan dibahas dan juga untuk menyiapkan mental audience. Pendahuluan juga berisi tentang rangkuman singkat tentang pokok pembahasan pidato yang akan dibawakan. Pembukaan pidato merupakan peran penting karena dapat memberikan kesan pertama bagi hadirin.
2.                  Isi
Inti dari pidato diusahakan untuk bisa ringkas dan mudah dipahami oleh hadirin. Usahakan jangan menyimpang dari tema. Pokok pembicaraannya dibahas secara jelas agar dapat terkait dengan tujuan para hadirin. Pesan utama tidak boleh dilupakan. Pada bagian isi, pokok pembahasan diungkapkan dengan menceritakan terlebih dahulu latar belakangnya. Susunlah isi secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dan lain-lain.
3.                  Pembahasan
Bagian ini berisi tentang penjelasan-penjelasan, alasan-alasan, bukti-bukti yang mendukung, ilustrasi, dan hal-hal penting lainnya. Bagian ini adalah kesatuan, yang berisi alasan yang memperkuat dari bagian isi.
4.                  Penutup
Menutup pidato dengan membuat kesimpulan, menyatakan kembali prinsip-prinsip yang terdapat dalam pidato. Kesimpulan berisi pesan dan harapan yang telah disampaikan dari pidato yang kita bawakan. Lalu diakhiri dengan salam penutup.