Kata
Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pidato” ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan di dalamnya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dengan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang akan kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya. Kami mengucapkan mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Semarang, Maret 2019
Penyusun
Daftar
Isi
HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .i
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .iii
BAB I PENDAHULUAN:
A. Latar Belakang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
B. Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
C. Tujuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
BAB II PEMBAHASAN:
A.
Enkulturasi. . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
Pengertian
Enkulturasi
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . 2
Media
Enkulturasi
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . .2
Fungsi
dan Manfaat Enkulturasi
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3
Dampak
dari Enkulturasi yang Tidak Berhasil . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4
Contoh
Enkulturasi dalam Masyarakat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.4
F. Contoh Enkulturasi dari Daerah
Masing-Masing Anggota Kelompok . . . . . . . 5
Tradisi
Rodad dari Kabupaten Banjarnegara . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . .5
Ajaran
Samin Surosentiko dari Kabupaten Blora .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6
Tradisi
Sedekah Bumi dari Kabupaten Blora . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . .9
Tradisi
Ngumbah Pusaka dari Kabupaten Blora . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. 10
Tradisi
Begalan dari Kabupaten Banyumas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . .11
Tradisi
Sedekah Laut dari Kabupaten Cilacap . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . .13
BAB III PENUTUPAN:
A. Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .15
B. Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bagi manusia salah satu karunia Tuhan yang paling besar
ialah kemampuan berbicara. Kemampuan untuk mengungkapkan isi hatinya dengan
mengeluarkan bunyi bahasa melalui mulutnya. Berbicara merupakan salah satu ciri
manusia yang membedakannya dengan mahkluk Tuhan yang lain. Burung mmang dapat
bersuara, tetapi suara yang dikeluarkan tak dapat dipahami oleh manusia.
Kemampuan berbicara bisa merupakan bakat. Tetapi,
kepandaian berbicara yang baik memerlukan pengetahuan dan latihan. Terutama bagi
orang yang sering berbicara di depan umum, pengetahuan dan latihan sangatlah
perlu. Hal ini disebabkan apa yang akan diucapkan akan mempengaruhi orang-orang
yang mendengarkannya. Si pembicara pun akan dinilai oleh pendengar.
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pidato
Pidato
adalah penyampaian gagasan, pikiran atau informasi serta tujuan dari pembicara
kepada orang lain (audience) dengan
cara lisan. Pidato juga bisa diartian sebagai the art of persuasion, yaitu sebagai seni membujuk/mempengaruhi.
Berpidatonada hubungannya dengan retorika, yaitu seni menggunakan bahasa dengan
efektif. Berpidato bukanlah suatu pekerjaan yang sederhana karena dalam
berpidato menyangkut beberapa unsur pentibg, seperti: pembicara, pendengar,
tujuan dan isi pidato, persiapan,teknik dan etika dalam berpidato, serta masih
banyak hal lain yang menjadi perhatian.
Pidato
yang baik dapat memberikan suatu esan positif bagi orang-orang yang
mendengarkannya. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan
publik/umum dapat membantu untuk mencapai jenjang arir yang baik.
B.
Metode
Pidato
1. Impromptu
(Tanpa Persiapan)
Metode
ini sering disebut metode spontanitas, yaitu metode pidato yang tidak dilakukan
persiapan/pembuatan naskah tertulis terlebih dahulu. Biasanya dilakukan hanya
oleh orang-orang yang akan tampil secara mendadak.
Keuntungan
metode ini:
1. Dapat
mengungkapkan perasaan sebenarnya
2. Gagasan
dan pendapat datang secara spontan
3. Memungkinkan
pembicara terus berpikir.
Kerugian
metode ini:
1. Dapat menimbulkan kesimpulan yang
mentah karena terbatasnya pengetahuan pembicara
2. Penyampaian tidak lancar, terutama
bagi orang yang belum berpengalaman
3. Gagasan yang disampaikan bisa jadi
aca-acakan
4. Mudah kena demam panggung.
Hal-hal yang dapat diterapkan untuk mengurangi
kekurangan metode ini:
a. Pikirkan
lebih dulu teknik permulaan pidato yang baik.
b. Tentukan
sistem organisasi pesan
c. Pikirkan
teknik menutup pidato yang mengesankan.
2. Manuskrip
(Naskah)
Metode
ini digunakan bila kesalahan kata sediit saja dapat menimbulkan dampak buruk
yang besar. Pidato digunakan untuk pidato resmi dan dibacakan secara langsung.
Cara demikian dilakukan agar tidak
terjadi kekeliruan, karena setiap kata yang diucapkan dalam situasi resmi, akan
disebarluaskan dan dijadikan figur oleh masyarakat dan dikutip oleh media
massa.
Metode
naskah berarti seorang sudah mempersiapkan pidatonya dengan lebih baik. Ia sudah menulis secara utuh,
mulai dari pembukaan sampai dengan penutupan. Metode naskah ini sangat baik
bagi mereka yang baru tampil di depan umum. Ide, gagasan yang terdapat di
dalamnya tersusun rapi.
Keuntungan metode ini:
a. Kata-katanya
dapat dipilih sebaik-baiknya
b. Pernyataan
dapat dihemat
c. Lebih
fasih dalam berbicara
d. Hal-hal
yang menyimpang dapat dihindari
e. Naskah
dapat diterbitkan atau diperbanyak.
Kekurangan
metode ini:
a. Interaksi
dengan pendengar menjadi kurang
b. Pembicara
terlihat kaku
c. Tanggapan
pendengar tidak dapat mempengaruhi pesan
d. Persiapannya
lebih lama
Untuk
mengurangi kerugian tersebut, dapat dilakukan:
a. Menyusun
garis besarnya dan siapkan bahan-bahannya
b. Tulis
naskah seakan-akan Anda berbicara
c. Baca
naskah berkali-kali sambil membanyangkan pendengar
d. Hafalkan
sekadarnya sehingga Anda dapat leih sering melihat pendengar.
3. Memoriter
(Hafalan)
Keuntungan
dan kerugiannya hampir sama dengan pidato manuskrip, ditambah risiko yang lebih
besar. Naskah sudah dibuat sebelumnya. Ketika komunikator hendak membawakan
pidatonya, dia tidak lagi menggunakan naskahnya karena apa yang tertera di
dalam naskah itu sudah dihafalkan semuanya. Ketika tampil, ia mengingat kembali
apa yang telah dihafalkannya.
Metode
ini memang sungguh luar biasa karena kemampuan mengingat seseorang betul-betul
diasah. Dia sudah menguasai secara lebih baik susunan bahasa, ide, gagasan yang
terdapat dalam naskahnya. Metode seperti ini cocok untuk mereka yang daya ingatnya
tinggi, topik pidatonya menarik dansederhana dan waktu penyampaiannya tidak
terlalu lama.
4. Estempore
Jenis
pidato terbaik. Naskah pidato hanya berupa garis besar dan pokok-pokok
penunjang, yang bersifat sebagai pedoman untuk mengatur gagasan yang ada dalam
pikiran. Metode ini sering disebut juga metode penjabaran kerangka. Teknik
berpidato dengan menjabarkan materi pidato yang terpola secara lengkap adalah
teknik yang sangat dianjurkan dalam berpidato. Maksud dari terpola yaitu materi
yang akan disampaikan harus disiapkan garis-garis besar isinya dengan
menuliskan hal-hal yang dianggap paling penting untuk disampaikan.
Dalam
metode ini orang tidak membuat atau menggarap naskah pidato. Naskah yang dibuat
tidak lengkap. Kpmunikator hanya membuat kerangka atau pokok-pokok gagasan
penting. Biasanya pokok-pokok gagasan itu ditulis dalam kertas kecil.
Pokok-pokok gagasan itu ditulis secara runtut namun kurang begitu lengkap. Akan
tetapi komunikator sendiri mampu menguasai ide dan gagasan yang akan dibawakan
dalam secarik kertas yang sangat kecil. ketika berdiri di mimbar, komunikator
hanya membawa secarik kertas itu.
Dalam
membawakan pidatonya, seseorang hanya memilih kata-kata yang cocok dan sesuai
dengan gagasan dan ide yang ditulis dalam kerangka pidato. Di sini kualitas
pembicara sangat diuji, tentu ada begitu banyak improvisasi. Selain itu,
tuntutan kreativitas sangat penting.
Keuntungan metode ini:
a. Komunikasi
dengan pendengar lebih baik
b. Esan
dapat diubah sesuai kebutuhan
c. Penyajiannya
lebih spontan.
Kerugian
metode ini:
a. Persiapan
kurang baik bila dibuat terburu-buru
b. Pemilihan
bahasa yang jelek
c. Kefasihan
kurang
d. Kemungkinan
menyimpang dari outline
e. Tak
dapat diterbitkan
C.
Tema,
Topik, dan Judul Pidato
1. Tema
Pidato
Tema
pidato yang kita pilih, akan mempengaruhi diri kita sendiri saat penyampaian
pidato. Oleh karena itu, berikut ini ada beberapa kriteria agar tema pidato
menjadi baik dan menarik :
a. Tema
disesuaikan dengan latar belakang pengetahuan Anda. Jadi, Anda lebih tau
daripada pendengar pidato.
b. Harus
menarik minat Anda dan para pendengar.
c. Sesuai
dengan pengetahuan pendengar.
d. Harus
jelas ruang lingkup dan batasannya, jangan terlalu lama.
e. Harus
sesuai dengan waktu dan situasi.
f. Tema
yang dipilih harus ditunjang dengan bahan lain.
Pidato
yang baik dan menarik juga memerlukan keterangan penunjang yang baik untuk
memperjelas uraian, memperkuat pesan, menambah daya tarik, dan mempermudah
pengertian. Beberapa keterangan penunjang tersebut ialah :
a.
Penjelasan
Penjelasan dapat dilakukan dengan memberikan definisi.
Penjelasan dapat dilakukan dengan memberikan definisi.
b.
Contoh
Memberikan contoh-contoh dengan membuat suatu gagasan agar terasa lebuh nyata dan mudah dipahami oleh pendengar. Hal ini bisa berupa suatu cerita yang terinci atau ilustrasi.
Memberikan contoh-contoh dengan membuat suatu gagasan agar terasa lebuh nyata dan mudah dipahami oleh pendengar. Hal ini bisa berupa suatu cerita yang terinci atau ilustrasi.
c.
Analogi
Perbandingan antara dua hal atau lebih untuk menunjukkan kesamaan atau perbedaan. Ada analogi harfiah dan analogi kiasan.
Perbandingan antara dua hal atau lebih untuk menunjukkan kesamaan atau perbedaan. Ada analogi harfiah dan analogi kiasan.
d.
Testimoni
Testimoni ini bisa berupa pernyataan dalil atau dari para ahli yang dikutip untuk menunjang pembicaraan.
Testimoni ini bisa berupa pernyataan dalil atau dari para ahli yang dikutip untuk menunjang pembicaraan.
e.
Statistik
Sebaiknya menggunakan angka-angka yang sudah dibulatkan.
Sebaiknya menggunakan angka-angka yang sudah dibulatkan.
f.
Perulangan
Perulangan disini ialah menyebutkan suatu gagasan yang sama dengan kata-kata yang berbeda.
Perulangan disini ialah menyebutkan suatu gagasan yang sama dengan kata-kata yang berbeda.
2. Topik
Pidato
Setiap orang memiliki keahlian masing-masing sesuai dengan bidangnya. Oleh karena itu, pembicara harus bisa menemukan topik berpidato yang sesuai dengan kemampuannya. Karena hal yang akan menjadi masalah adalah ketika pembicara memaksakan diri untuk menyampaikan suatu persoalan yang tidak dipahaminya.
Profrsor Wayne N. Thompson menyusun sistematika sumber topik sebagai berikut :
Setiap orang memiliki keahlian masing-masing sesuai dengan bidangnya. Oleh karena itu, pembicara harus bisa menemukan topik berpidato yang sesuai dengan kemampuannya. Karena hal yang akan menjadi masalah adalah ketika pembicara memaksakan diri untuk menyampaikan suatu persoalan yang tidak dipahaminya.
Profrsor Wayne N. Thompson menyusun sistematika sumber topik sebagai berikut :
a. Pengalaman
pribadi
b. Perjalanan
c. Tempat
yang pernah dikunjungi
d. Wawancara
dengan tokoh
e. Kejadian
luar biasa
f. Peristiwa
lucu
g. Kelakuan
atau adat yang aneh
h. Hobby
dan keterampilan : cara bekerja dan melakukan sesuatu
i. Peraturan
dan tata cara
j. Pengalaman
pekerjaan dan profesi
k. Pekerjaan
tambahan
l. Profesi
keluarga
m. Masalah
abadi
n. Agama
o. Pendidikan
p. Masalah
kemasyarakatan
q. Persoalan
pribadiKejadian yang khusus : perayaan atau peringatan khusus. Misalnya: Maulud
Nabi
r. Peristiwa
yang erat kaitannya dengan peringatan
s. Minat
khalayak : Pekerjaan, rumah tangga, kesehatan, dan penampilan.
t. Tambahan
ilmu
Kriteria Topik yang
Baik
Kriteria topik yang baik adalah sebagai berikut:
Kriteria topik yang baik adalah sebagai berikut:
a.
Topik harus sesuai
dengan latar belakang pengetahuan Anda
Topik yang baik ialah topik yang membuat kita menjadi lebih tahu daripada pendengar yang lain.
Topik yang baik ialah topik yang membuat kita menjadi lebih tahu daripada pendengar yang lain.
b.
Topik harus menarik
minat Anda
Topik yang enak dibicarakan ialah topik yang paling Anda senangi atau yang mudah menyentuh emosi.
Topik yang enak dibicarakan ialah topik yang paling Anda senangi atau yang mudah menyentuh emosi.
c.
Topik harus menarik
minat pendengar
Agar Anda bisa menarik minat pendengar, maka Anda bisa berbicara tentang suatu hal yang disenangi oleh mereka. Hal lain yang menarik minat pendengar ialah hal yang bersifat baru dan indah, menyentuh hati, keluarga, humor, dan masih banyak lagi.
Agar Anda bisa menarik minat pendengar, maka Anda bisa berbicara tentang suatu hal yang disenangi oleh mereka. Hal lain yang menarik minat pendengar ialah hal yang bersifat baru dan indah, menyentuh hati, keluarga, humor, dan masih banyak lagi.
d.
Topik harus sesuai
dengan pengetahuan pendengar
Sebaik apapun topik yang telah dirancang, apabila hal itu tidak bisa dicerna oleh pendengar maka pendengar akan terasa bosan dan kebingungan.
Sebaik apapun topik yang telah dirancang, apabila hal itu tidak bisa dicerna oleh pendengar maka pendengar akan terasa bosan dan kebingungan.
e.
Topik harus jelas ruang
lingkup dan pembatasannya
Dalam menyampaikan sebuah pidato tidak boleh terlalu luas
Dalam menyampaikan sebuah pidato tidak boleh terlalu luas
f.
Topik harus sesuai
dengan waktu dan situasi
Anda harus memilih topik tertentu terkait dengan waktu dan situasi
Anda harus memilih topik tertentu terkait dengan waktu dan situasi
g.
Topik harus dapat
ditunjang dengan bahan lainnya
3. Judul
Pidato
Judul
adalah nama yang diberikan untuk pokok bahasan yang akan disampaikan.
Seringkali judul dikemukakan dahulu kepada khalayak, maka judul harus di
rumuskan lebih dulu. Syarat terpenuhinya judul yang baik ada 3, yaitu : relevan, propokatif, dan singkat. Relevan artinya
ada hubungan dengan pokok-pokok bahasan; Propokatif
artinya dapat menimbulkan hasrat ingin tahu dan antusiasme penengar; Singkat berarti mudah ditangkap
maksudnya, pendek kalimatnya, dan mudah diingat.
D.
Tujuan
dan Fungsi Pidato
1. Tujuan
Pidato
Menentukan
tujuan pidato adalah langkah awal yang sangat penting untuk menuju pidato yang
sukses. Berikut adalah beberapa bentuk tujuan pidato yang dapat menentukan
langkah berdasarkan apa pidato itu diadakan. Tujuan pidato tersebut adalah :
1. Informatif/Instruktif
Pidato
informatif bertujuan memberikan laporan atau pengetahuan atau sesuatu yang
menarik untuk audience, yakni
menyampaikan informasi atau keterangan kepada pendengar. Salah satu cocok topik
pidato informatif adalah “cara bertanam secara hidroponik”.
2. Persuasif
Pidato
persuasif berisi tentang usaha untuk
mendorong, meyakinkan dan mengajak audience
untuk melakukan sesuatu hal. Contohnya adalah pidato kampanye dan pidato
kegamaan. Topic pidato persuasif seperti “toleransi beragama kunci persatuan
nasional” dan “menabung untuk masa depan”.
3. Argumentatif
Pidato
argumentatif bertujuan untuk meyakinkan audience.
Contoh topik pidato argumentatif adalah “pentingnya perkembangan pariwisata”
dan “pupuk buatan meningkatkan pendapatn petani”.
4. Deskriptif
Pidato
deskriptif bertujuan untuk meyakinkan audience.
Contoh topik pidato deskriptif seperti suasana peringatan sumpah pemuda.
5. Rekreatif
Pidato
rekreatif bertujuan untuk menggembirakan atau menghibur audienece. Pidato ini biasanya dilakukan dalam jamuan-jamuan,
pesta-pesta- dan perayaan-perayaan.
6. Edukatif
Pidato
edukatif berupaya menekankan pada aspek-aspek pendidikan, misalnya tentang
pentingnya hidup sehat, ber-KB, hidup rukun antar umat beragama dan lain-lain.
7. Entertain
atau menghibur
Pidato
entertain bertujuan untuk memberikan penyegaran kepada audience yang sifatnya lebih santai.
2.
Fungsi Pidato
Sebelum
kita membawakan pidato hal utama yang perlu diketahui adalah fungsi pidato. Hal
ini yang akan menjadi pemandu saat berpidato, sehingga kita dapat melalui jalan
yang jelas dan tujuan yang tepat. Fungsi-fungsi yang dimaksudkan antara lain :
1. Memberikan
suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
2. Mempermudah
komunikasi antar atasan dan bawahan dalam sebuah organisasi.
3. Mempermudah
komunikasi antar sesama anggota organisasi.
4. Mempengaruhi
orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
5. Mempermudah
adanya komunikasi dari pemimpin atau pejabat Negara guna terciptanya keadaan
yang demokratis.
6. Menenangkan
massa atau khalayak ramai.
7. Membuat
orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan
puas dengan ucapan yang kita sampaikan.
E.
Prinsip-Prinsip Pidato
F.
Garis-Garis
Besar Pidato
1.
Macam-macam Garis Besar
a) Garis
besar lengkapi, digunakan oleh pembicara yang bukan ahli dalam penyajian,
memuat pikiran pokok yang di tulis dalam kalimat sempurna lengkap dengn
bahan-bahan penanunjang uraian.
b) Garis
besar singkat, hanya di perlukan sebagai pedoman atau pengingat,memuat
inti-inti pembicaraan saja.
c) Garis
besar alur teknik, memuat teknik-teknik pidato yang akan di terapkan, digunkan
bersama garis besar lengkap.
2. Kata-kata yang anda ucapkan saat
berpidato bukan sekedar pengungkapan belaka. Artikulasi harus jelas dan lantang
pembentukan kesan pengdengar terhadap pidato sangat tergantunng dari pilihan
kata yang idgunakan pembicara. Oleh karena itu,syarat-syarat kata yang harus
digunakan adalah sebagai berikut:
a.
Jelas, gunakan:
ü Istilah
yang spesifik ( tertentu).
ü Kata-kata
yang sederhana.
ü Pengulangan
gagasan yang sama dengan kata yang berbeda.
b. Tepat, sesuai dengan pribadi
pembicara, jenis pesan, kondisi khalayak dan situasi komunikasi.
ü Hindari
kata-kata klise.
ü Gunakan
bahasa pasaran atau pergaulan dengan hati-hati.
ü Hati-hati
dalam penggunaan kata-kata asing.
ü Hindari
kata-kata vulgar dan tidak sopan.
ü Jangan
menggunakan penjulukan yang buruk.
ü Jangan
menggunakan “pelembutan kata” yang berlebihan.
c.
Menarik, menimbulkan kesan yang kuat, hidup dang merebut perhatian
ü Pilihlah
kata-kata yang langsung diri pendendar.
ü Gunakan
kata yang dapat melukiskan sikap dan perasaan atau keadaan.
G.
Sikap Pada Saat Pidato
1. Sikap berdiri
Sikap berdiri yang kurang baik, adalah:
a. Berdiri
dengan kaki sebelah.
b. Berdiri
dengan kaki yang terlalu rapat.
c. Berdiri
dengan kaki yang terlalu terbuka.
d. Berdiri
loyo ataupun kaku.
e. Berdiri
dengan kurang seimbang.
f. Bersanar
pada mimbar.
g. Menggoyang-goyangkan
badan yang tidak perlu.
h. Berdiri
dengan tidak tenang.
i. Berdiri
terlalu santai dan rileks
2. Mimik Wajah
Mimik wajah yang kurang baik adalah:
a. Tertawa
yang dibuat-buat.
b. Dahi
yang selalu berkerut.
c. Tersenyum
terus-menerus.
d. Tersenyum
tetapi tidak ada yang lucu.
e. Muka
selalu masam.
f. Sikap
gugup
3. Gerakan Anggota
Badan
Gerak yang kurang baik adalah:
a. Selalu
menggerakan bagian-bagian tertentu.
b. Gerakan
yang canggung.
c. Kaku
dan gerakan mekanis berdiri terpaku.
d. Menggaruk-garuk
telinga.
e. Merogoh-rogoh
saku.
f. Memainkan
pensil atau pulpen.
g. Berbicara
dengan melihat teks terus-menerus
h. Terlalu
banyak melangkah atau berjalan.
4. Penampilan Sebelum,
Saat dan Sesudah Pidato
Persiapan sebelum pidato:
a. Bercakap-cakap
dengan orang sekitar untuk menghilangkan rasa gugup.
b. Pusatkan
pikiran pada tata cara pidato.
sebelum pidato:
a. Memerhatikan
pakaian.
b. Sikap
simpatik.
c. Sikap
tenang.
d. Sikap
hormat.
Saat pidato:
a. Percaya
pada diri sendiri.
b. Sikap
tenang.
c. Menghirup
nafas panjang sebelum mulai berpidato tetapi tidak boleh terlihat oleh audien.
d. Tataplah
audien pada bagian atas matanya.
sesudah pidato:
a. Mengucapkan
salam akhir.
b. Turun
dari mimbar dengan sikap tenang dan tertib.
c. Wajah
cerah dengan sedikit senyum.
d. Memberi
hormat.
H.
Etika Dalam Berpidato
1. Etika berpidato di
depan umum:
a. Mengenakan
pakaian yang sesuai dengan suasana pertemuan, rapi, bersih dan sopan.
b. Tampil
dengan bersahaja, sopan dan rendah hati.
c. Menyisipkan
beberapa humor segar dalam pidato.
d. Gunakan
kata-kata yang sopan, halus, dan sederhana.
e. Sebagai
kata penutup jangan lupa mengucapkan maaf bila terdapat tutur kata yang kurang
berkenan dan lain-lain.
2. Etika berpidato di
depan pejabat:
a. Menghilangkan
rasa rendah diri.
b. Jangan
tampil seolah-olah menggurui, sikap lebih tahu dan lain-lain.
c. Jangan
terlalu memberikan penghormatan yang berlebihan pada audience.
3. Berpidato di depan
Pemuka Agama
a. Jangan
mengeluarkan kata-kata yang bisa menyinggung umat beragama.
b. Jangan
ada nada merendahkan atau memuji agama tertentu.
c. Perbanyak
istilah-istilah keagamaan.
4. Etika Berpidato di
depan para wanita.
Bila pembicara seorang laki-laki,
hati-hati jangan sampai menyinggung harkat dan martabat wanita. Gunakan
istilah-istilah yang tepat seperti ibu-ibu atau saudari sekalian. Hindari
kata-kata kasar, kurang senonoh dankurang sopan.
5. Etika Berpidato di
depan Pemuda/Mahasiswa.
Pidato harus mengutamakan penalaran yang
berkaitan dengan dunia anak-anak muda. Jangan mengeluarkan kata-kata yang
bersifat menentang. Jangan mengkritik dan menyalahkan anak-anak muda.
6. Etika Berpidato di
depan masyarakat Desa.
Jangan berbohong. Gunakan kata-kata yang
sopan dan sederhana, kapan perlu sisipkan beberapa istilah dalam bahasa
setempat.
I. ASPEK DALAM BERPIDATO
1. Gestures
Gestures adalah pidato yang semarak,
atau hidup, dimana komunikasi menggunakan gerakan-gerakan anggota tubuh yaitu
tangan, kepala, ekspresi wajah dan juga anggota tubuh yang lainnya.
Gerakan-gerakan tersebut juga mempunyai makna-makna tersendiri.
2. Pandangan
Jika anda berpidato hindarilah menatap
ke atas dan juga jangan terlalu sering menunduk. Tetapi, tataplah para hadirin
dengan melemparkan senyuman sesekali kepada hadirin. Dengan begitu hadirin
dapat mempercayai kemampuan anda.
3. Penampilan
Penampilan dalam berpidato selalu
berhubungan dengan pakaian yang kita gunakan. Jangan biarkan hadirin lebih
memperhatikan pakaian anda daripada isi pidato yang anda sampaikan. Jangan
memakai aksesori yang tidak semestinya dipakai dan juga jangan berlebihan.
Kenakanlah pakaian yang sekiranya anda nyaman memakainya dan leluasa untuk
membuat gestures.
harus dilakukan yaitu :
1.
Mencari informasi
apakah hadirin mengetahui anda sebagai pembicara.
2.
Mengetahui dengan pasti
siapa saja yang akan hadir dalam pertemuan itu.
3.
Jenis kelamin, apakah
yang hadir ibu-ibu, bapak-bapak, ataupun remaja putri dan putra.
4.
Tingkat Pendidikan,
apakah para hadirin yang hadir dari ilmuwan, Pendidikan pertama, Pendidikan
atas, ataupun mahasiswa.
5.
Tingkat sosial, apakah
yang hadir golongan menengah ke atas, menengah ke bawah, atau menengah.
6.
Pekerjaan, apakah para
hadirin memiliki pekerjaan atau dalam kondisi menganggur.
7.
Keanggotaan dalam suatu
klub di organisasi, organisasi apakah yang diikuti oleh hadrin, termasuk
anggota pasif atau aktifkah, dan apa kedudukan mereka dalam organisasi.
8.
Latar belakang
geografis dan kebudayaan, dari daerah mana sajakah para hadirin hadir, dan
apakah kebudayaan daerah mereka masih melekat kuat pada diri hadirin.
Hal ini dapat kita peroleh dari
menanyakan pihak yang mengundang kita, atau kepada para pembicara yang telah hadir sebelum anda.
Setelah informasi yang kita
butuhkan terhimpun, kita mulai dapat menentukan judul pidato, merancang
struktur pidato, mengatur strategi Bahasa, aspek perilaku, menetapkan pesan-pesan
serta umpan balik tentang apa yang kita harapkan dari para hadirin.
KERANGKA
PIDATO
Membuat kerangka susunan pidato
merupakan langkah penting kedua setelah anda menentukan tujuan pidato. Dari
sini anda dapat melihat secara keseluruhan gambaran pidato yang akan anda
bawakan. Untuk memudahkan, maka kita akan membagi menjadi 4 bagian, yaitu:
1.
Pendahuluan
Pendahuluan diawali dengan salam
pembuka singkat dan sederhana yang berfungsi sebagai pengantar ke arah pokok
pembicaraan yang akan dibahas dan juga untuk menyiapkan mental audience.
Pendahuluan juga berisi tentang rangkuman singkat tentang pokok pembahasan
pidato yang akan dibawakan. Pembukaan pidato merupakan peran penting karena
dapat memberikan kesan pertama bagi hadirin.
2.
Isi
Inti dari pidato diusahakan untuk
bisa ringkas dan mudah dipahami oleh hadirin. Usahakan jangan menyimpang dari
tema. Pokok pembicaraannya dibahas secara jelas agar dapat terkait dengan
tujuan para hadirin. Pesan utama tidak boleh dilupakan. Pada bagian isi, pokok
pembahasan diungkapkan dengan menceritakan terlebih dahulu latar belakangnya.
Susunlah isi secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dan
lain-lain.
3.
Pembahasan
Bagian ini berisi tentang
penjelasan-penjelasan, alasan-alasan, bukti-bukti yang mendukung, ilustrasi,
dan hal-hal penting lainnya. Bagian ini adalah kesatuan, yang berisi alasan
yang memperkuat dari bagian isi.
4.
Penutup
Menutup pidato dengan membuat
kesimpulan, menyatakan kembali prinsip-prinsip yang terdapat dalam pidato.
Kesimpulan berisi pesan dan harapan yang telah disampaikan dari pidato yang
kita bawakan. Lalu diakhiri dengan salam penutup.