Cari Blog Ini

Jumat, 01 Desember 2017

KEDATANGAN BANGSA PORTUGIS DAN BELANDA




A.  Bangsa Portugis ke Indonesia
Mengapa bangsa Portugis yang memasuki perdagangan di wilayah Asia? Portugis tidak memiliki kekayaan agraris sehingga laut menjadi sumber penghasilan utama. Menjelang abad ke 15 Portugis mulai mengembangkan teknologi maritim. Kapal-kapal layar digunakan untuk pelayaran menggalami inovasi menjadi carevel untuk lintas benua. Kompas mulai digunakan, juga peta portolan, dan cara-cara menghitung garis bujur, Henry The Navigatorlah (adik raja Portugal) dengan sekolah navigasinya meningkatkan pengetahuan mengenai kartografi di Portugal.
Pelopor penjelajahan Portugis adalah Pangeran Henry "Pelaut" (1394-1460) yang sampai di pantai Barat Afrika dan mereka menemukan emas di Afrika. Pada tahun 1487 Bartholomeus Diaz mencapai ujung Afrika Selatan yang disebut Tanjung Harapan. Pejelajahan ini lalu diteruskan oleh Vasco da Gama (1497- 1499) sampai di Goa (India). Dari India para penjelajah kembali ke Lisabon/Lisboa dengan membawa barang dagangan yang sangat berharga.
Ada beberapa perbedaan cara perdagangan orang Portugis degan pedagang Asia:
Portugis selalu bermusuhan dengan Islam karena ekspansi Portugis ke Maroko (Islam) dan  persaingan ekonomi.
Pedagang Asia tidak memiliki jaringan organisasai yang luas.
Strategi perdagangan Portugis di Asia dilambangkan dengan benteng dan gereja.

B. Bangsa Belanda ke Indonesia
Pada tahun 1595 Cornelis de Houtman dengan empat kapalnya berlabuh dipelabuhan Banten dan disambut baik oleh pedagang Banten. Namun karena ambisinya menginginkan keuntungan yang lebih besar lagi, timbul perselisihan. Pedagang dipantai utara Pulau Jawa enggan berhubungan dengan pedagang Belanda, sehingga misi de Houtman gagal.
Pada tahun 1598 misi dagang Belanda yang kedua dipimpin Jacob van Neck. Oleh karena terjadi perselisihan antara pedagang Portugis dengan pedagang Banten, kedatangan misi dagang Belanda mandapat sambutan baik. Demikian pula ketika di Maluku, misi dagang Belanda juga diterima dengan baik. Disisi lain pedagang Portugis dan Spanyol tidak lagi mendapat kepercayaan dari pedagang Maluku.

Keberhasilan misi dagang kedua, berdampak makin banyak kapal dagang Belanda ke Indonesia. Disusul misi dagang bangsa Denmark, Inggris dan Perancis. Diantara mereka saling bersaing, sehingga keuntungan makin kecil, bahkan ada yang rugi. Atas saran Yohan van Olden Barnevelt Belanda mendirikan kongsi dagang yang diberi nama VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) dengan tujuan mengatasi persaingan antardagang Belanda dan mengatasi persaingan dengan pedagang bangsa Eropa lainnya.
Oleh pemerintah Belanda VOC diberikan hak istimewah (oktroi) berupa hak monopoli dagang membuat mata uang sendiri, mendirikan benteng, mengadakan perjanjian dengan raja-raja di Indonesia serta di beri hak membentuk tentara.
Guna mempertahankan diri dari berbagai ancaman VOC mendirikan benteng-benteng seperti benteng kota intan (fort peelwijk) diBanten, benteng Victoria diAmbon, benteng Rotterdam diMakassar, benteng Oranye di Ternate dan benteng Nasao di Banda.
Pieter Both adalah gubernur jenderal VOC pertama dengan garis politiknya devide et impera (memecah belah,) monopoli dagang. Untuk mengatasi penyimpangan monopoli dagang, voc melakukan pelayaran hongi (kapal dagang yang dilengkapi dengan prajurit) serta melakukan eksterpasi (pengurangan tanaman rempah-rempah).
Dengan politik memecah belah bangsa Indonesia,voc mulai dengan fase baru menjadi penguasa daerah di Indonesia.