Cari Blog Ini

Minggu, 10 Februari 2019

Contoh Resensi Buku Antologi Puisi yang Berjudul Hujan Debu di Negeri yang Damai



Judul Buku                  : Hujan Debu di Negeri yang Damai
Penulis                         : Aisyah Zakiyah Nur Aini
Penerbit                       : Surya Offset Semarang
Tahun Terbit                : Cetakan Pertama 1 Januari 2016
Jumlah Halaman          : 77 halaman
ISBN                           : -
            Buku antalogi puisi yang berjudul Hujan Debu di Negeri yang Damai ini ditulis oleh seorang anak yang berusian 10 tahun saat menulis.  Anak itu bernama Aisyah Zakiyah Nur Aini. Ia tinggal di Jepara. Ia telah menulis beberapa buku antalogi puisi yang salah satunya berjudul Hujan Debu di Negeri yang Damai ini.
            Buku antalogi ini berisi puisi sejumlah 50 judul puisi. Semua puisi yang terdapat di buku antalogi ini merupakan karya penulis sendiri. Puisi pertama dalam buku antalogi puisi ini berjudul Hujan Debu. Hal ini mungkin yang menyebabkan judul buku antalogi puisi adalah Hujan Debu di Negeri yang Damai.
            Keunggulan buku antalogi puisi yaitu semua puisi ditulis oleh seorang anak berusia 10 tahun. Hal ini sangat luar biasa dan dapat memotivasi pembaca, khusunya pembaca yang sudah dewasa atau remaja. Hal ini dikarenakan, penulis yang masih kanak-kanak saja mampu menulis puisi dengan jumlah yang tidak sedikit. Selain itu, adanya titi mangsa dalam setiap judul puisi membuat puisi semakin lengkap. Dan jenis tulisan dan ukuran tulisan yang digunakan bukan jenis tulisan dan ukuran yang digunakan pada karya tulis ilmiah, sehingga membuat pembaca tidak lelah membaca.
            Kelemahan dari buku antalogi puisi ini yaitu puisi-puisi yang ditulis gaya bahasa seperti majas, masih sangat minim. Penulis masih menggunakan gaya bahasa yang biasa saja. Hal ini mungkin diaibatkan penulis masih berusia kanak-kanak yang mungkin belum mengenal puisi secara mendalam. Selain itu, ketika saya membaca puisi-puisi dalam antalogi puisi ini, saya merasa seperti membaca tulisan biasa, tidak layaknya membaca puisi. Selain itu, isi dari puisi dalam antalogi ini dapat ditangkap dengan mudah.