BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Studi linguistik telah mengalami tiga tahap
perkembangan, yaitu dari tahap pertama yang disebutk tahap spekulasi, tahap
yang kedua yang disebut tahap observasi dan klasifikasi, dan tahap ketiga yang
disebut tahap perumusan teori. Pada tahap spekulasi, pernyataan-pernyataan
tentang bahasa tidak didasarkan pada data empiris, melainkan pada dongeng atau
cerita rekaan belaka. Pada tahap klasifikasi dan observasi para ahli bahasa
mengadakan pengamatan dan penggolongan terhadap bahasa-bahasa yang diselidiki,
tetapi belum sampai merumuskan teori. Kemudian pada tahap ketiga yaitu tahap
perumusan teori, bahasa yang diteliti tidak hanya diamati dan diklasifikasi,
tetapi juga telah dirumuskan teori-teorinya.
Dalam sejarah perkembangannya, linguistik
dipengaruhi oleh berbagai aliran, paham, pendekatan, dan teknik penyelidikan
yang dari luar tampaknya sangat ruwet, saling berlawanan, dan membingungkan,
terutama bagi para pemula. Oleh karena itu, makalah ini membahas mengenai
aliran linguistik sistemik fungsional.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah
konsep aliran linguistik sistemik fungsional?
2.
Bagaimanakah
kelebihan dan kekurangan aliran linguistik sistemikfungsional?
C. Manfaat
1.
Mengetahui
konsep aliran linguistik sistemik
fungsional?
2.
Mengetahui
kelebihan dan kekurangan aliran
linguistik sistemikfungsional?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Konsep
Aliran Linguistik Sistemik Fungsional
Linguistik sistemik
fungsional merupakan teori sosial bahasa yang dikembangkan oleh Halliday (1976,
1985, 1994) dan para pengikutnya, seprti Christie (1987), Martin (1992,
1997),
Bloor & Bloor (1995), Mathiessen & Nesbitt (1996). Aliran
ini dikembangkan oleh Michael Alexander Kirkwood Halliday
(1976, 1985, 1994), seorang murid John R. Firth (tokoh utama aliran London)
(Emilia, 2008:2). Oleh karena itu, aliran ini dikenal pula dengan nama NeoFirthians. John R. Firth menggabungkan sosial dan behavioral (Sampson,
1980:221—222) yang menganggap kata merupakan pola-pola tingkah laku yang
memiliki fungsi koordinasi dan mengacu pada sesuatu dan situasi. Pikiran Firth
inilah yang memberikan pengaruh pada Halliday. Akar pandangannya berpusat
pada bahasa sebagai sistem semiotik sosial. Eggin dalam buku “An Introduction to
Systemic Functional Linguistics” (2004) menyatakan pandangan Halliday sangat
pantas digunakan untuk mengkaji teks yang terkait dengan:
(1976, 1985, 1994), seorang murid John R. Firth (tokoh utama aliran London)
(Emilia, 2008:2). Oleh karena itu, aliran ini dikenal pula dengan nama NeoFirthians. John R. Firth menggabungkan sosial dan behavioral (Sampson,
1980:221—222) yang menganggap kata merupakan pola-pola tingkah laku yang
memiliki fungsi koordinasi dan mengacu pada sesuatu dan situasi. Pikiran Firth
inilah yang memberikan pengaruh pada Halliday. Akar pandangannya berpusat
pada bahasa sebagai sistem semiotik sosial. Eggin dalam buku “An Introduction to
Systemic Functional Linguistics” (2004) menyatakan pandangan Halliday sangat
pantas digunakan untuk mengkaji teks yang terkait dengan:
(1) pendidikan bahasa,
(2) perkembangan bahasa anak,
(3) linguistik komputasi,
(4) wacana media, dan
(5)percakapan lepas (kasual) (Adisaputra, 2008:12).
Aliran ini memandang:
(1) bahasa sebagai semiotik sosial,
(2) bahasa merupakan sumber
memaknai, memahami daripada sebagai suatu sistem aturan,
(3) bahasa mengkaji teks, bukan kalimat untuk menegoisasi makna,
dan
(4) teks dan konteks sosial lebih diperhatikan daripada teks
sebagai entitas yang dikontekstualitaskan (Emilia, 20082—4). Teks ini dimaknai
Gunter Kress sebagai ”satu kesatuan bahasa yang lengkap secara sosial dan kontekstual” dan Eggins memberikan kemungkinan teks dalam
bentuk bahasa lisan maupun tertulis
(Emilia, 2008:5).
Berikut
merupakan pokok-pokok pandangan aliran linguistik sistemik fungsional:
1. Aliran linguistik sistemik fungsional
memperhatikan penuh pada segi kemasyarakatan bahasa
2. Pembedaan
language dan parole
Parole adalah perilaku kebahasaan yang sebenarnya
Language adalah jajaran pikiran yang dapat dipilih oleh seseorang penutur bahasa
Parole adalah perilaku kebahasaan yang sebenarnya
Language adalah jajaran pikiran yang dapat dipilih oleh seseorang penutur bahasa
3. Lebih mengutamakan penelitian ciri ciri
bahasa tertentu beserta variasi variasi nya
4. Adanya gradasi atau kontinum
5.
Aliran
linguistik sistemik fungsional
menggambar kan tiga tataran utama bahasa yaitu substansi, format, dan situasi
B. Kelebihan
dan Kekurangan Aliran Linguistik Sistemik Fungsional
Kelebihan
aliran linguistik sistemik fungsional :
1.
Dapat
mengetahui bahwa setiap fonem (bunyi) itu memiliki fungsi sehingga dapat
membedakan arti.
2.
Aliran
ini sangat mempengaruhi tata bahasa dalam perkembangan linguistik sebelum,
sekaligus membuka cakrawala baru agar aspek fungsional menjadi pertimbangan
penelitian bahasa.
3.
Setiap
monem (istilah Mortinet) yang diartikulasikan memiliki isi dan ekspresi, dengan
begitu dapat di lihat fungsinya.
4.
Aliran
ini menekankan pada fungsi preposisipada struktur kalimat, maksudnya unsur
linguistik dalam sebuah kalimat dapat dijelaskan dengan merujuk pada fungsi
sehingga ditemukan pemahaman logis dan utuh.
5.
Aliran
ini berhasil melihat setiap komponen bahasa berdasarkan fungsi dan
menginspirasi gagasan adanya relasi antara struktur dan fungsi bahasa.
Kelemahan aliran linguistik sistemik fungsional :
1.
Gagasan
fungsional tidak menyentuh secara mendalam komponen fungsional utuk menentukan
makna dalam penelitian bahasa.
2.
Bagaimana
menyusun kalimat yang benar, berdasarkan fungsi pun tida jelas.
3.
Tidak
mampu menguraikan fungsi unsur linguistik lebih rinci khususnya pada tataran
sintaksis.
4.
Dalam
unsur kalimat, gagasan aliran ini tidak menjelaskan komponen apa saja yang
tercakup dalam aspek fungsional pada kalimat.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Linguistik
sistemik fungsional merupakan percabangan dari aliran strukturalisme. Bertolak
dari masih adanya sedikit kelemahan aliran strukturalis, maka lahirlah aliran
sistemik fungsional yang menampilkan tingkat kesempurnaan dibandingkan dengan
teori sebelumnya, meskipun masih didapatkan sedikit titik kelemahan dalam teori
ini, namun aliran sistemik fungsional ini telah berhasil melihat setiap
komponen bahasa berdasarkan fungsi dan menginspirasi gagasan adanya relasi
antara struktur dan fungsi bahasa.