Cari Blog Ini

Senin, 14 Januari 2019

Contoh Resensi atau Ulasan Novel Hujan Karya Tere Liye



Judul Buku                  : Hujan
Penulis                         : Tere Liye
Penerbit                       : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit                : Cetakan pertama 2016
Jumlah Halaman          : 320 halaman
ISBN                           : 978-602-03-2478-4
            Cerita dalam novel ini bermula pada saat Lail berada di salah satu ruang di rumah sakit untuk menghapuskan ingatan-ingatannya tentang Esok, laki-laki yang menyelamatkannya ketika terjadi gunung meletus dan mampu membuatnya jatuh cinta.  Sebelum menghapus semua ingatannya tentang Esok, Lail harus menceritakan semua kisahnya. Dengan demikian alat yang digunakan akan memetakan ingatan yang ingin dihapus dan ingatan yang ingin tetap dikenang Lail. Lail menceritakan bahwa Esok selalu menolongnya sejak pertama kali mereka bertemu pada saat bencana gunung meletus, yang kebetulan mulai saat itu Lail menjadi anak yatim piatu. Mereka saling jatuh cinta, tetapi masing-masing menyembunyikan perasaan itu.
Ketika dewasa mereka dipisahkan karena Esok diangkat menjadi anak angkat Wali Kota yang menyekolahkan Esok di luar kota. Hal ini membuat mereka jarang berkomunikasi, meskipun alat komunkasi saat itu sudah canggih. Namun, Lail tidak pernah berani menelphon Esok. Sementara Esok terlalu sibuk dengan proyeknya di sekolah. Proyek itu untuk membuat alat yang membawa manusia sementara waktu, ketika suhu bumi sangat ekstrim, setelah semua negara meluncurkan alat yang membuat suhu bumi semakin panas.
Karena waktu yang terbatas, Esok dan para ilmuan hanya mampu membuat 4 alat. Sehingga, hanya beberapa orang saja yang dipilih oleh sebuah alat yang dapat menaiki kapal tersebut. Sayangnya, Lail tidak terpilih. Esok memiliki dua tiket, dan Lail berpikir bahwa salah satu tiket tersebut akan diberikan ke Claudia, anak kandung dari Wali Kota karena Lail berpkir Esok mencitai gadis itu. Pada akhirnya Lail tidak jadi menghapus ingatannya dan Esok tidak ikut berangkat naik kapal itu. Esok memilih hidup bersama Lail di dunia, meski suhunya dapat membunuh semua orang dalam waktu dekat.
Dalam novel ini Tere Liye menggambarkan masa depan yang akan muncul banyak teknologi canggih yang selain bermanfaat ternyata juga berbahaya. Secara tidak langsung, hal ini mengingatkan kita bahwa dunia hampir memasuki revolusi ke-4. Kisah cinta yang mengantarkan pesan yang sesungguhnya yaitu kita harus bersyukur denngan pemberian Tuhan, mampu membius pembaca. Sehingga pembaca tidak sadar bahwa masalah utama yang diungkapkan penulis adalah tentang rasa syukur atas pemberian Allah. Terutama pemberian berupa kondisi alam di negara kita yang beriklim tropis. Selain itu, kelebihan dari novel ini yaitu, pembaca selalu salah dalam menebak akhir cerita.
Teknologi-teknologi yang diceritakan dalam novel ini, kurang dijelaskan secara rinci. Padahal pada saat ini, teknologi tersebut belum ada, sehingga pembaca sulit membayangkan bentuk dari teknologi tersebut. Penggunaan alur maju mundur saya pikir kurang tepat. Karena untuk memunculkan alur tersebut penulis memunculkan kalimat bahkan paragraf yang sama beberapa kali, seperti, ruangan berwarna biru, gadis yang duduk di atas sofa hijau. Saya rasa hal itu membuat cerita menjadi bertele-tele. Ada juga bagian yang tidak masuk akal. Seperti, ketika diceritakan gunung meletus yang sangat dasyat sampai menghancurkan satu benua. Di situ diceritakan, satu benua porak-poranda akibat peristiwa alam tersebut. Namun, di situ juga diceritakan ada beberapa fasilitas dan manusia yang masih bertahan. Seharusnya, jika gunung meletus terjadi sehebat itu, semua yang ada di benua itu benar-benar mati atu tidak ada yang bertahan.