Cari Blog Ini

Senin, 14 Januari 2019

Contoh Resensi atau Ulasan Novel Bulan Terbelah di Langit Eropa Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra



Judul Buku                  : Bulan Terbelah di Langit Amerika
Penulis                         : Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra
Penerbit                       : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit                : 2014
Jumlah Halaman          : 344 Halaman
ISBN                           :
Buku karangan Hanum Salsabiela Rais dan suaminya, Rangga Almahendra ini menceritakan perjalanan Hanum yang mendapatkan tugas meliput berita tentang ‘Apakah dunia akan lebih baik tanpa Islam’ di Amerika dengan narasumber keluarga korban 11 September 2001 yang beragama muslim dan non-muslim. Ia ke Amerika bersama suaminya yang kebetulan juga mendapatkan tugas menghadiri konferensi di Washington DC sekaligus melobi Philipus Brown. Di Amerika Hanum dengan suaminya terpisah. Saat berpisah Hanum bertemu dengan Azima, keluarga dari korban 11 September 2001. Sementara Rangga bertemu dengan Philipus Brown. Ternyata Azima merupakan orang yang dicari Philipus Brown. Philipus Brown mendapatkan amanah untuk menyerahkan kado pernikahan dari seseorang yang telah menyelamatkan hidupnya dari peristiwa 11 September 2001, orang tersebut adalah suami Azima. Ahirnya Azima dan Philipus Brown dipertemukan di konferensi melalui Hanum dan Rangga.
Novel ini merupakan novel yang bergenre religi, khusunya agama islam. Hanum menggunakan istilah bulan terbelah dua, yang merupakan salah satu mukjizat nabi Muhammad untuk mengumpamakan dirinya dan suaminya yang terpisah. Perumpamaan itu sangat tepat, karena sesuai dengan genre yang diambil. Perpaduaan antara fakta sejarah yang pernah terjadi, bukti ilmiah, catatan perjalanan penulis, dan kalimat-kalimat fiksi, membuat pembaca tertarik untuk terus membaca setelah membaca beberapa halaman. Alur mundur yang digunakan pun juga mendukung cerita dalam novel ini. Selain itu, gambar yang terdapat di covenya, yang berupa bulan terbelah dua dan patung Liberty yang merupakan ciri khas Amerika, juga sesuai dengan isi cerita.
Sayangnya kalimat dalam menceritakan catatan perjalanannya itu, penulis menuli cerita tersebut layaknya karangan imajinatif. Sehingga, membuat pembaca meragukan kebenaran cerita itu. Penjelasan tentang mukjizat Nabi Muhammad tentang membelah bulan dan bukti ilmiahnya di akhir cerita, saya rasa kurang tepat. Karena hal itu, sama sekali tidak berkaitan dengan catatan perjalanan penulis.  Ada beberapa bagian juga yang terlalu menceritakan sikap penganut agama lain terhadap Islam yang terlalu kejam di Amerika. Padahal tidak semua umat agama lain berperilaku buruk terhadap umat Islam di sana.