Judul Buku : Ayah
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang
Pustaka
Tahun Terbit : 2015
Jumlah Halaman : 432
ISBN :
9786022911029
Dalam
novel ini Andrea Hirata menceritaan seorang yang bernama Sabari yang dari
pendaftaran SMA mencintai gadis yang bernama Marlena. Sayangnya, Cinta Sabari
tidak pernah dibalas oleh Marlena.
Tetapi mereka sempat menikah mereka sempat menikah karena Marlena
dipaksa oleh ayahnya yang merupakan majikan Sabari. Dan mereka memiliki anak
yang bernama Zoro. Sabari merupakan orang yang pintar, menyukai puisi, dan
selalu berusaha untuk mencuri perhatian Marlena. Meskupin usahanya itu selalu
gagal. Sejak Zoro dilahirkan, Sabari dan Zoro ditinggal oleh Marlena. Sehingga
Zoro dibesarkan sendiri oleh Sabari dengan puisi-puisinya. Hal ini membuat Zoro
memiliki kemampuan membuat puisi, meskipun ia hanya dibesarkan oleh Sabari
sampai umur dua tahun. Saat berumur dua tahun tersebut, Zoro diambil paksa oleh
Marlena yang tiba-tiba datang. Marlena membawa Zoro hidup di beberapa kota yang
selalu berpindah-pindah sampai Zoro remaja. Sabari yang ditinggal Zoro
mengalami gangguan jiwa. Temannya, Akad dan Ukun tidak tega melihat Sabari,
sehingga mereka pun mencari Zoro. Akhirnya Zoro bisa dibawa Akad dan Ukun ke
Sabari. Sabari pun menghabiskan masa hidupnya bersama Zoro.
Alur
campuran yang digunakan Andrea Hirata dalam novel ini mampu membuat pembaca
semakin penasaran dengan peristiwa yang utuh, yang sesungguhnya terjadi dalam
novel ini. Tokoh Zoro yang memiliki dua nama yaitu Zoro dan Amiru, diceritakan di
beberapa bagian dengan nama Zoro dan di beberapa bagian lain diceritakan
menggunakan nama Amiru dengan alur cerita maju mundur, membuat pembaca
penasaran apakah hubungan tokoh-tokoh yang terlibat dalam novel ini. Apalagi
saat menceritakan dengan nama amiru, Zoro diceritakan seakan-akan tidak
memiliki kaitan sama-sekali dengan kisah Sabari yang merupakan tokoh utama
dalam novel ini.
Penggunaan
bahasa Melayu dalam percakapan tokoh, yang kurang populer, membuat pembaca
tidak mengerti maksud dari ucapan tokoh tersebut. Sabari yang diceritakan
sebagai orang pintar, kurang tepat apabila ternyata dia bisa mengalami gangguan
jiwa hanya karena ditinggal oleh Zoro. Sebagai orang yang pintar sebaiknya dia
tidak hanya menunggu kedatangan Zoro. Selain itu, dalam novel ini ada bagian
yang tidak diceritakan dan membuat cerita menjadi rancu. Yaitu Sabari dan
Marlena diceritakan memiliki anak bernama Zoro, tetapi diceritakan juga selama
menikah Sabari tidak pernah serumah dengan Marlena.