Cari Blog Ini

Senin, 14 Januari 2019

Contoh Resensi atau Ulasan Novel Ayah Karya Andrea Hirata



Judul Buku                  : Ayah
Penulis                         : Andrea Hirata
Penerbit                       : Bentang Pustaka
Tahun Terbit                : 2015
Jumlah Halaman          : 432
ISBN                           : 9786022911029
            Dalam novel ini Andrea Hirata menceritaan seorang yang bernama Sabari yang dari pendaftaran SMA mencintai gadis yang bernama Marlena. Sayangnya, Cinta Sabari tidak pernah dibalas oleh Marlena.  Tetapi mereka sempat menikah mereka sempat menikah karena Marlena dipaksa oleh ayahnya yang merupakan majikan Sabari. Dan mereka memiliki anak yang bernama Zoro. Sabari merupakan orang yang pintar, menyukai puisi, dan selalu berusaha untuk mencuri perhatian Marlena. Meskupin usahanya itu selalu gagal. Sejak Zoro dilahirkan, Sabari dan Zoro ditinggal oleh Marlena. Sehingga Zoro dibesarkan sendiri oleh Sabari dengan puisi-puisinya. Hal ini membuat Zoro memiliki kemampuan membuat puisi, meskipun ia hanya dibesarkan oleh Sabari sampai umur dua tahun. Saat berumur dua tahun tersebut, Zoro diambil paksa oleh Marlena yang tiba-tiba datang. Marlena membawa Zoro hidup di beberapa kota yang selalu berpindah-pindah sampai Zoro remaja. Sabari yang ditinggal Zoro mengalami gangguan jiwa. Temannya, Akad dan Ukun tidak tega melihat Sabari, sehingga mereka pun mencari Zoro. Akhirnya Zoro bisa dibawa Akad dan Ukun ke Sabari. Sabari pun menghabiskan masa hidupnya bersama Zoro. 
            Alur campuran yang digunakan Andrea Hirata dalam novel ini mampu membuat pembaca semakin penasaran dengan peristiwa yang utuh, yang sesungguhnya terjadi dalam novel ini. Tokoh Zoro yang memiliki dua nama yaitu Zoro dan Amiru, diceritakan di beberapa bagian dengan nama Zoro dan di beberapa bagian lain diceritakan menggunakan nama Amiru dengan alur cerita maju mundur, membuat pembaca penasaran apakah hubungan tokoh-tokoh yang terlibat dalam novel ini. Apalagi saat menceritakan dengan nama amiru, Zoro diceritakan seakan-akan tidak memiliki kaitan sama-sekali dengan kisah Sabari yang merupakan tokoh utama dalam novel ini.  
            Penggunaan bahasa Melayu dalam percakapan tokoh, yang kurang populer, membuat pembaca tidak mengerti maksud dari ucapan tokoh tersebut. Sabari yang diceritakan sebagai orang pintar, kurang tepat apabila ternyata dia bisa mengalami gangguan jiwa hanya karena ditinggal oleh Zoro. Sebagai orang yang pintar sebaiknya dia tidak hanya menunggu kedatangan Zoro. Selain itu, dalam novel ini ada bagian yang tidak diceritakan dan membuat cerita menjadi rancu. Yaitu Sabari dan Marlena diceritakan memiliki anak bernama Zoro, tetapi diceritakan juga selama menikah Sabari tidak pernah serumah dengan Marlena.