Cari Blog Ini

Senin, 14 Januari 2019

Contoh Makalah Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan



TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
MAKALAH NILAI-NILAI PANCASILA DALAM TRADISI GASDESA DI KABUPATEN BLORA


Dosen Pengampu:
Noviani Achmad Putri, S. Pd., M. Pd.
Arif Purnomo, S. Pd., S. S., M. Pd.

Oleh:
Nama   : Fitri Andriani
NIM    : 2101418067
Rombel: 16

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Sekaran Gunungpati Semarang, Telp: (024) 8508093, Email: humas@mail.unnes.ac.id
BAB I
PEMBUKAAN

A.    Latar Belakang
Nilai yaitu sesuatu yang berharga, indah, bermanfaat, memperkaya batin, serta menyadarkan manusia terhadapt harkat dan martabatnya. Terbentuknya nilai atas dasar suatu pertimbangan cipta, rasa, dan keyakinan seseorang, kelompok maupun bangsa. Nilai berumber dari kebudayaan yang memiliki fungsi dan mendorong dan mengarahkan sikap serta perbuatan manusia.
Nilai-nilai pancasila merupakan nilai yang terkandung dalam pancasila. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila hendaknya dikaji secara kritis agar seitap warga negara Indonesia dapat mengamalkannya. Pada akhirnya, setiap warga negara tidak akan mudah goyah daengan masuknya kamjuan ilmu pengethaun dan teknologi yang membawa masuk ideologi-ideologi yang lain yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Nilai-nilai dalam Pancasila harus diterapkan pada semua nilai, karena merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan dan menjiwai satu dengan yang lain.
Pancasial memuat nilai-nilai luhur yang menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila merupakan nilai-nilai yang ada dalam kehidupan masyarakat sejak dulu. Baik itu di dalam kehidupan sehari-hari, upacara keagamaan, tradisi daerah, dan lain sebagainya. Sampai sekarang masih ada tradisi warisan leluhur bangsa Indonesia yang masoh dipertahankan oleh warga. Salah satu tradisi yang masih dipertahankan yaitu tradisi gasdesa di Kabupaten Blora. Karena gasdesa merupakan tradisi warisan leluhur dan nilai-nilai pancasila bersumber dari kehidupan masyarakat sejak dulu, maka penulis mengkaji tentang nilai-nilai pancasila dalam tradisi gasdesa di Kabupaten Blora.

B.     Rumusan Masalah
1.    Seperti apakah tradisi gasdesa di Kabupaten Blora?
2.    Bagaimanakah nilai-nilai pancasila?
3.    Bagaimanakah nilai-nilai pancasila yang terdapat dalam tradisi gasdesa di Kabupaten Blora?

C.    Tujuan
1.    Untuk mengetahui tradisi gasdesa di Kabupaten Blora
2.    Utuk mengetahui nilai-nilai pancasila
3.    Untuk mengetahui nilai-nilai pancasila dalam tradisi gasdesa di Kabupaten Blora

D.    Manfaat
1.    Untuk mengetahui tradisi gasdesa di Kabupaten Blora
2.    Utuk mengetahui nilai-nilai pancasila
3.    Untuk mengetahui nilai-nilai pancasila dalam tradisi gasdesa di Kabupaten Blora

















BAB II
PEMBAHASAN

A.  Tradisi Gasdesa di Kabupaten Blora
Kabupaten Blora adalah sebuah kabupaten di Propinsi Jawa Tengah bagian timur. Kabupaten Blora berbatasan dengan Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati di utara, Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro (Jawa Timur) di sebelah timur, Kabupaten Ngawi (Jawa Timur) di selatan, serta Kabupaten Grobogan di barat. Separuh dari wilayah Kabupaten Blora merupakan kawasan hutan. Daratan rendah di bagian tengah umumnya merupakan area persawahan. Sehingga pertanian merupakan sektor utama perekonomian di Kabupaten Blora.          
       Masyarakat Blora memiliki sebuah tradisi yang sangat unik yaitu Tradisi Sedekah Bumi yang lebih umum disebut Manganan atau Gas Deso. Tradisi ini digelar‎ sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT, atas limpahan berkah selama setahun terakhir. Sedekah Bumi (Bersedekah kepada Bumi) adalah tradisi tahunan berupa Selamatan atau Bancak’an dengan membawa makanan dan sesaji ke kuburan dan atau tempat-tempat lainnya yang dianggap keramat. Biasanya tradisi ini dilakukan pada bulan Selo (Bulan Jawa) dan setiap tradisi ini digelar pasti ada hiburan berupa “Tayuban” dan atau Barongan. Ini dimaksudkan agar tradisi ini semakin meriah dan tidak mengurangi kesyahan tradisi ini.
 Tradisi Sedekah Bumi ini seakan sudah membudaya di seluruh warga, sehingga sulit untuk dihilangkan. Banyak dari warga mengatakan bahwa tradisi ini adalah tradisi dari nenek moyang, maka tradisi ini harus selalu diselenggarakan setiap tahunnya agar tradisi ini tidak hilang. Masyarakat menyakini apabila tradisi ini tidak diselenggarakan, maka akan terjadi suatu musibah. Mungkin hal ini yang mendasari bahwa tradisi Sedekah Bumi ini harus selalu diselenggarakan oleh warga.
 Sedekah bumi atau gas deso biasanya disambut suka cita oleh masyarat. Mereka merayakannya dengan membuat nasi tumpeng dan jajanan khas daerah seperti dumbeg, pasung, tape, bugis dan lain sebagainya. Lalu nasi tumpeng dan jajanan khas tersebut dibawa ke balai desa, sumur (sendang), atau makam tokoh desa yang telah disepakati oleh seluruh masyarakat setempat sebagai tempat untuk menggelar acara tersebut dan didoakan oleh pemuka agama. Usai dioakan nasi tumpeng dan jajanan dimakan secara ramai-ramai oleh masyarakat yang merayakan acara sedekah bumi itu.
Sebagian masyarakat beranggapan tradisi ini tidak mencerminkan ajaran agama Islam dan merupakan ajaran dari agama Hindu yang masih tertinggal di diri masyarakat. Walaupun begitu tetap saja banyak masyarakat yang masih menyelenggarakan tradisi ini, yang notabenenya sebagian besar masyarakat yang menyelengarakan tradisi ini adalah masyarakat yang beragama islam. Tradisi ini sudah dianggap oleh warga sebagai tuntunan atau sebuah tradisi yang sudah melekat dan sulit dihilangkan hanya dengan sekejap saja pada diri masyarakat.      
     Tradisi Sedekah Bumi juga dapat dikatakan sebagai hari berbagi rejeki atau makanan karena setiap tradisi ini diselenggarakan pasti diikuti dengan ater-ater (Saling membagikan makanan ke rumah-rumah tetangga dan sanak saudara). Oleh karena itu mungkin kelebihan dari tradisi ini adalah adanya sifat saling berbagi, rasa saling peduli dan sifat kekeluargaan yang tinggi. Jadi mungkin karena ini juga yang membuat tradisi ini tetap ada dan tetap dipertahankan hingga sekarang.
Dengan acara tersebut kerukunan dan gotong royong antar warga terus terjalin, untuk menjadikan desa yang adem tentrem tanpa adanya masalah. Masih adanya tradisi Sedekah Bumi ini membuktikan bahwa sejarah tidak akan pernah mati atau terlupakan selama manusia masih bisa menghargai budayanya sendiri.       
     Terlepas dari budaya sedekah bumi.. intinya kita sebagai generasi penerus bangsa harus menjaga dan melestarikan setiap budaya yang kita miliki agar tidak hilang dan terus ada sebagai warisan budaya dan sebagai simbol negara kita. Selain itu kita harus pintar-pintar memilih dan memilah mana budaya yang baik dan mana budaya yang tidak baik. Karena apabila kita salah memilih pasti kita akan terjerumus sendiri. Oleh karena itu mari kita lestarikan budaya yang baik dan tinggalkan budaya yang tidak baik.

B.  Nilai-Nilai Pancasila
Nilai yaitu sesuatu yang berharga, indah, bermanfaat, memperkaya batin, serta menyadarkan manusia terhadapt harkat dan martabatnya. Terbentuknya nilai atas dasar suatu pertimbangan cipta, rasa, dan keyakinan seseorang, kelompok maupun bangsa. Nilai berumber dari kebudayaan yang memiliki fungsi dan mendorong dan mengarahkan sikap serta perbuatan manusia.

Pancasial memuat nilai-nilai luhur yang menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila merupakan nilai-nilai yang ada dalam kehidupan masyarakat sejak dulu. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancaisla adalah sebagai beirkut:
1.      Dalam sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai-nilai religius antara lain:
·      Keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya Yang Maha sempurna, yakni Maha Kasih, Maha Kuasa, Maha Adil, Maha Bijaksana, dan sifat suci lainnya.
·      Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
·      Nilai sial petama ini meliputi dan menjiwai sila-sila lainnya.
2.      Dalam sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, terkandung nilai-nilai kemanusiaan, antara lain:
Ø  Pengakuan terhadap adanya martabat manusia;
Ø  Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia;
Ø  Pengertian manusia yang berada yang memiliki daya cipta, rasa, karsa dan kayakina shingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan;
Ø  Nilai sila kedua meliputi dan menjiwai sila ketiga, keempat, dan kelima.
3.      Dalam sila ketiga, Persatua Indonesia, terkandung nilai persatuan, terkandung nilai persatuan bangsa antara lain:
v Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mencakup seluruh wilayah Indonesia;
v Bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia;
v Pengakuan terhadap ke-"Bhineka Tunggal Ika"-an, suku bangsa dan kebudayaan bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah pembinaan kesatuan bangsa;
v Nilai silai ketiga ini meliputi dan menjiwai sila keempat dan kelima.
4.      Dalam sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, terkandung nilai kerakyatan antara lain:
ü Kedaulatan negara adalah di tangan rakyat;
ü Pemimpin kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi oleh akal sehat;
ü Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia mempunayi kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama;
ü Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil-wakil rakyat.
ü Nilai sila keempat meliputi dan menjiwai sila keliam.
5.      Dalam sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, terkandung nilai keadilan sosial, antara lain:
o  Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakatan meliputi seluruh rakyat Indonesia;
o  Keadilan dalam kehiduapan sosial terutama meliputi bidang-bidang ideologi, politik, ekonimi, sosial, kebudayaan, dan pertahanan keamanan nasional;
o  Cita-cita masyarakat adil dan makmur secara material dan sprititual yang merata bagi sluruh rakyat Indonesia;Keseimbangan antara hak dan kewajiban, dan menghormati hak orang lain;
o  Cinta akan kemajuan dan pembangunan;
o  Nilai sila kelima ini diliputi dan dijiwai oleh sila pertama, kedua, ketiga, dan keempat.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila hendaknya dikaji secara kritis agar seitap warga negara Indonesia dapat mengamalkannya. Pada akhirnya, setiap warga negara tidak akan mudah goyah daengan masuknya kamjuan ilmu pengethaun dan teknologi yang membawa masuk ideologi-ideologi yang lain yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Nilai-nilai dalam Pancasila harus diterapkan pada semua nilai, karena merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan dan menjiwai satu dengan yang lain.

C.  Nilai-Nilai Pancasila Yang Terdapat Dalam Gasdesa
Nilai-nilai Pancasila yang terdapat dalam tradisi Gasdesa di Kabupaten Blora antara lain:
1.    Ketuhanan yang Maha Esa
Tradisi Gasdesa di Kabupaten Blora merupakan tradisi yang dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur kepada tuhan yang Maha Esa atas limpahan berkah selama setahun terakhir, terutama hasil pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Blora meyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya Yang Maha sempurna, yakni Maha Pengasih, Maha Kuasa, Maha Adil, Maha Bijaksana, dan sifat suci lainnya. Dengan keyakinan bahwa adanya Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan berkah terutama dalam hal rejeki hasil panen pertanian, warga Kabupaten Blora bersyukur atau berterimakasih kepada Tuhan karena telah memberikan rejeki yang melimpah setahun terakhir, dengan mewujudkan rasa syukur tersebut ke dalam bentuk tradisi gasdesa.
Selain itu, adanya doa bersama yang dilakukan ketika makanan yang dibawa setiap warga ke tempat yang sama sudah berkumpul, juga menunjukkan bahwa mereka  bertakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dalam hal ini, mereka menunjukkan ketakwaannya berupa beribadah kepada Tuhan yang Maha Esa berupa berdoa kepada-Nya.
2.    Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Warga Kabupaten Blora merayakannya Gasdesa dengan membuat nasi tumpeng dan jajanan khas daerah seperti dumbeg, pasung, tape, bugis dan lain sebagainya. Lalu nasi tumpeng dan jajanan khas tersebut dibawa ke balai desa, sumur (sendang), atau makam tokoh desa yang telah disepakati oleh seluruh masyarakat setempat sebagai tempat untuk menggelar acara tersebut dan didoakan oleh pemuka agama. Usai dioakan nasi tumpeng dan jajanan dimakan secara ramai-ramai oleh masyarakat yang merayakan acara sedekah bumi itu. Mereka berkumpul, makan, dan merayakan Gasdesa secara bersama-sama tanpa membedakan-bedakan status sosial dan fisik, dan tidak ada yang diperlakukan berbeda dari yang lain seperti didiskriminasi, diperbudak, dan tindakan-tindakan asusila lainnya. Mereka semua dilakukan sama dan selayaknya manusia. Hal ini membuktikan bahwa terdapat  nilai-nilai Pancasila sila kedua, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab.
3.    Persatuan Indonesia
Tradisi Gasdesa di Kabupaten Blora biasanya dilakukan di hari dari desa satu dengan desa yang lainnya. Sebelum tradisi ini digelar, biasanya seluruh perwakilan rumah tangga yang ada di suatu desa berkumpul untuk membahasa acara tersbut. seluruh warga di satu desa dari berbagai latar belakang membuat makanan dan jajanan, merayakan gasdesa bersama, dan berdoa bersama di satu tempat pada hari dilaksanakannya tradisi Gasdesa. Hal ini menunjukkan adanya nilai-nilai Pancasila dalam sila ketiga yaitu persatuan.
4.    Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
Ketika seluruh warga sudah berkumpul di tempat yang sama, acara selanjutnya yaitu doa bersama yang dilakukan oleh pemuka agama setempat atau pemimpin di desa tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa, dengan adanya salah satu orang yang memimpin doa dari seluruh warga yang hadir, mereka menerapkan nilai-nilai Pancasila sila keempat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Selain itu, adanya gotong royong berupa kerja bakti dan rapat-rapat yang diadakan untuk mepersiapkan tradisi ini, juga merupakan penerapan nilai-nilai Pancasila sila keempat.
5.    Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Tradisi gasdesa ini dirayakan oleh seluruh warga desa tanpa memandang status sosial dan latar belakang mereka. Mereka saling berbagi makanan, menikmati hiburan berupa tayub dan atau barongan bersama-sama, berkumpul dan berdoa bersama, dan lain sebagainya tanpa membeda-bedakan dan memandang status sosial mauun latar belakang dari setiap individu. Hal ini membuktikan bahwa mereka menerapkan nilai pancasila sila kelima yaitu keadilan sosial bagi selruh Indonesia.



















BAB III
PENUTUPAN

A.  Kesimpulan
Pancasial memuat nilai-nilai luhur yang menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila merupakan nilai-nilai yang ada dalam kehidupan masyarakat sejak dulu. Nilai pancasila berumber dari kebudayaan dan tradisi masyarakat dahulu atau leluhur Indonnesia itu sendiri, yang memiliki fungsi dan mendorong dan mengarahkan sikap serta perbuatan manusia.
Gasdesa merupakan tradisi turun-temurun di Kabupaten Blora yang diwarisi oleh leluhur pada jaman dahulu dan masih dipertahankan sampai sekarang. Sebagai tradisi yang diwariskan oleh leluhur bangsa Indonesia yang bermukim di Kabupaten Blora pada jaman dahulu, gasdesa juga mengandung nilai-nilai pancasila. Baik itu sila pertama, kedua, ketiga, keempat, maupun sila kelima. Hal ini dapat dibuktikan dari sistem pelaksaan gasdesa itu sendiri.

B.  Saran
Nilai-nilai pancasila merupakannilai-nilai yang membentuk kepribadian masyarakat Indonesia yang luhur dan bermartabat. Nilai-nilai tersebut terdapat di seluruh tradisi yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar kita sebagai penerus bangsa tidak meninggalkan tradisi-tradisi yang ada di daerah kita masing-masing. Karena, sedikit banyak tradisi-tradisi tersebut memberikan dampak yang baik untuk kita, keluarga, daerah kita, agama, bangsa dan negara kita.






DAFTAR PUSTAKA