TUGAS MATA KULIAH
PENDIDIKAN PANCASILA
MAKALAH NILAI-NILAI
PANCASILA DALAM TRADISI GASDESA DI KABUPATEN BLORA
Dosen Pengampu:
Noviani Achmad Putri, S. Pd., M. Pd.
Arif Purnomo, S. Pd., S. S., M. Pd.
Oleh:
Nama :
Fitri Andriani
NIM :
2101418067
Rombel: 16
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Sekaran Gunungpati Semarang, Telp: (024)
8508093, Email: humas@mail.unnes.ac.id
BAB
I
PEMBUKAAN
A.
Latar
Belakang
Nilai yaitu sesuatu yang berharga,
indah, bermanfaat, memperkaya batin, serta menyadarkan manusia terhadapt harkat
dan martabatnya. Terbentuknya nilai atas dasar suatu pertimbangan cipta, rasa,
dan keyakinan seseorang, kelompok maupun bangsa. Nilai berumber dari kebudayaan
yang memiliki fungsi dan mendorong dan mengarahkan sikap serta perbuatan
manusia.
Nilai-nilai
pancasila merupakan nilai yang terkandung dalam pancasila. Nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila hendaknya dikaji secara kritis agar seitap
warga negara Indonesia dapat mengamalkannya. Pada akhirnya, setiap warga negara
tidak akan mudah goyah daengan masuknya kamjuan ilmu pengethaun dan teknologi
yang membawa masuk ideologi-ideologi yang lain yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia. Nilai-nilai dalam Pancasila harus diterapkan pada
semua nilai, karena merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan dan
menjiwai satu dengan yang lain.
Pancasial memuat nilai-nilai luhur
yang menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung di
dalam Pancasila merupakan nilai-nilai yang ada dalam kehidupan masyarakat sejak
dulu. Baik itu
di dalam kehidupan sehari-hari, upacara keagamaan, tradisi daerah, dan lain
sebagainya. Sampai sekarang masih ada tradisi warisan leluhur bangsa Indonesia
yang masoh dipertahankan oleh warga. Salah satu tradisi yang masih
dipertahankan yaitu tradisi gasdesa di Kabupaten Blora. Karena gasdesa
merupakan tradisi warisan leluhur dan nilai-nilai pancasila bersumber dari
kehidupan masyarakat sejak dulu, maka penulis mengkaji tentang nilai-nilai
pancasila dalam tradisi gasdesa di Kabupaten Blora.
B.
Rumusan
Masalah
1. Seperti
apakah tradisi gasdesa di Kabupaten Blora?
2. Bagaimanakah
nilai-nilai pancasila?
3. Bagaimanakah
nilai-nilai pancasila yang terdapat dalam tradisi gasdesa di Kabupaten Blora?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui tradisi gasdesa di Kabupaten Blora
2. Utuk
mengetahui nilai-nilai pancasila
3. Untuk
mengetahui nilai-nilai pancasila dalam tradisi gasdesa di Kabupaten Blora
D.
Manfaat
1. Untuk
mengetahui tradisi gasdesa di Kabupaten Blora
2. Utuk
mengetahui nilai-nilai pancasila
3. Untuk
mengetahui nilai-nilai pancasila dalam tradisi gasdesa di Kabupaten Blora
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Tradisi
Gasdesa di Kabupaten Blora
Kabupaten
Blora adalah sebuah kabupaten di Propinsi Jawa Tengah bagian timur. Kabupaten
Blora berbatasan dengan Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati di utara,
Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro (Jawa Timur) di sebelah timur,
Kabupaten Ngawi (Jawa Timur) di selatan, serta Kabupaten Grobogan di barat.
Separuh dari wilayah Kabupaten Blora merupakan kawasan hutan. Daratan rendah di
bagian tengah umumnya merupakan area persawahan. Sehingga pertanian merupakan
sektor utama perekonomian di Kabupaten Blora.
Masyarakat Blora memiliki sebuah tradisi yang sangat unik yaitu Tradisi Sedekah Bumi yang lebih umum disebut Manganan atau Gas Deso. Tradisi ini digelar sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT, atas limpahan berkah selama setahun terakhir. Sedekah Bumi (Bersedekah kepada Bumi) adalah tradisi tahunan berupa Selamatan atau Bancak’an dengan membawa makanan dan sesaji ke kuburan dan atau tempat-tempat lainnya yang dianggap keramat. Biasanya tradisi ini dilakukan pada bulan Selo (Bulan Jawa) dan setiap tradisi ini digelar pasti ada hiburan berupa “Tayuban” dan atau Barongan. Ini dimaksudkan agar tradisi ini semakin meriah dan tidak mengurangi kesyahan tradisi ini.
Masyarakat Blora memiliki sebuah tradisi yang sangat unik yaitu Tradisi Sedekah Bumi yang lebih umum disebut Manganan atau Gas Deso. Tradisi ini digelar sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT, atas limpahan berkah selama setahun terakhir. Sedekah Bumi (Bersedekah kepada Bumi) adalah tradisi tahunan berupa Selamatan atau Bancak’an dengan membawa makanan dan sesaji ke kuburan dan atau tempat-tempat lainnya yang dianggap keramat. Biasanya tradisi ini dilakukan pada bulan Selo (Bulan Jawa) dan setiap tradisi ini digelar pasti ada hiburan berupa “Tayuban” dan atau Barongan. Ini dimaksudkan agar tradisi ini semakin meriah dan tidak mengurangi kesyahan tradisi ini.
Tradisi
Sedekah Bumi ini seakan sudah membudaya di seluruh warga, sehingga sulit untuk
dihilangkan. Banyak dari warga mengatakan bahwa tradisi ini adalah tradisi dari
nenek moyang, maka tradisi ini harus selalu diselenggarakan setiap tahunnya
agar tradisi ini tidak hilang. Masyarakat menyakini apabila tradisi ini tidak
diselenggarakan, maka akan terjadi suatu musibah. Mungkin hal ini yang
mendasari bahwa tradisi Sedekah Bumi ini harus selalu diselenggarakan oleh
warga.
Sedekah bumi
atau gas deso biasanya disambut suka cita oleh masyarat. Mereka merayakannya
dengan membuat nasi tumpeng dan jajanan khas daerah seperti dumbeg, pasung,
tape, bugis dan lain sebagainya. Lalu nasi tumpeng dan jajanan khas tersebut dibawa ke
balai desa, sumur (sendang), atau makam tokoh desa yang telah disepakati oleh
seluruh masyarakat setempat sebagai tempat untuk menggelar acara tersebut dan
didoakan oleh pemuka agama. Usai dioakan nasi tumpeng dan jajanan dimakan
secara ramai-ramai oleh masyarakat yang merayakan acara sedekah bumi itu.
Sebagian masyarakat beranggapan tradisi ini tidak
mencerminkan ajaran agama Islam dan merupakan ajaran dari agama Hindu yang
masih tertinggal di diri masyarakat. Walaupun begitu tetap saja banyak
masyarakat yang masih menyelenggarakan tradisi ini, yang notabenenya sebagian
besar masyarakat yang menyelengarakan tradisi ini adalah masyarakat yang
beragama islam. Tradisi ini sudah dianggap oleh warga sebagai tuntunan atau
sebuah tradisi yang sudah melekat dan sulit dihilangkan hanya dengan sekejap
saja pada diri masyarakat.
Tradisi Sedekah Bumi juga dapat dikatakan sebagai hari berbagi rejeki atau makanan karena setiap tradisi ini diselenggarakan pasti diikuti dengan ater-ater (Saling membagikan makanan ke rumah-rumah tetangga dan sanak saudara). Oleh karena itu mungkin kelebihan dari tradisi ini adalah adanya sifat saling berbagi, rasa saling peduli dan sifat kekeluargaan yang tinggi. Jadi mungkin karena ini juga yang membuat tradisi ini tetap ada dan tetap dipertahankan hingga sekarang. Dengan acara tersebut kerukunan dan gotong royong antar warga terus terjalin, untuk menjadikan desa yang adem tentrem tanpa adanya masalah. Masih adanya tradisi Sedekah Bumi ini membuktikan bahwa sejarah tidak akan pernah mati atau terlupakan selama manusia masih bisa menghargai budayanya sendiri.
Terlepas dari budaya sedekah bumi.. intinya kita sebagai generasi penerus bangsa harus menjaga dan melestarikan setiap budaya yang kita miliki agar tidak hilang dan terus ada sebagai warisan budaya dan sebagai simbol negara kita. Selain itu kita harus pintar-pintar memilih dan memilah mana budaya yang baik dan mana budaya yang tidak baik. Karena apabila kita salah memilih pasti kita akan terjerumus sendiri. Oleh karena itu mari kita lestarikan budaya yang baik dan tinggalkan budaya yang tidak baik.
Tradisi Sedekah Bumi juga dapat dikatakan sebagai hari berbagi rejeki atau makanan karena setiap tradisi ini diselenggarakan pasti diikuti dengan ater-ater (Saling membagikan makanan ke rumah-rumah tetangga dan sanak saudara). Oleh karena itu mungkin kelebihan dari tradisi ini adalah adanya sifat saling berbagi, rasa saling peduli dan sifat kekeluargaan yang tinggi. Jadi mungkin karena ini juga yang membuat tradisi ini tetap ada dan tetap dipertahankan hingga sekarang. Dengan acara tersebut kerukunan dan gotong royong antar warga terus terjalin, untuk menjadikan desa yang adem tentrem tanpa adanya masalah. Masih adanya tradisi Sedekah Bumi ini membuktikan bahwa sejarah tidak akan pernah mati atau terlupakan selama manusia masih bisa menghargai budayanya sendiri.
Terlepas dari budaya sedekah bumi.. intinya kita sebagai generasi penerus bangsa harus menjaga dan melestarikan setiap budaya yang kita miliki agar tidak hilang dan terus ada sebagai warisan budaya dan sebagai simbol negara kita. Selain itu kita harus pintar-pintar memilih dan memilah mana budaya yang baik dan mana budaya yang tidak baik. Karena apabila kita salah memilih pasti kita akan terjerumus sendiri. Oleh karena itu mari kita lestarikan budaya yang baik dan tinggalkan budaya yang tidak baik.
B.
Nilai-Nilai
Pancasila
Nilai yaitu sesuatu yang berharga, indah, bermanfaat, memperkaya batin,
serta menyadarkan manusia terhadapt harkat dan martabatnya. Terbentuknya nilai
atas dasar suatu pertimbangan cipta, rasa, dan keyakinan seseorang, kelompok
maupun bangsa. Nilai berumber dari kebudayaan yang memiliki fungsi dan
mendorong dan mengarahkan sikap serta perbuatan manusia.
Pancasial
memuat nilai-nilai luhur yang menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia.
Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila merupakan nilai-nilai yang ada
dalam kehidupan masyarakat sejak dulu. Nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancaisla adalah sebagai beirkut:
1.
Dalam sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung
nilai-nilai religius antara lain:
·
Keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan
sifat-sifatnya Yang Maha sempurna, yakni Maha Kasih, Maha Kuasa, Maha Adil,
Maha Bijaksana, dan sifat suci lainnya.
·
Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni
menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
·
Nilai sial petama ini meliputi dan menjiwai sila-sila
lainnya.
2.
Dalam sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,
terkandung nilai-nilai kemanusiaan, antara lain:
Ø Pengakuan
terhadap adanya martabat manusia;
Ø Perlakuan
yang adil terhadap sesama manusia;
Ø Pengertian
manusia yang berada yang memiliki daya cipta, rasa, karsa dan kayakina shingga
jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan;
Ø Nilai sila
kedua meliputi dan menjiwai sila ketiga, keempat, dan kelima.
3.
Dalam sila ketiga, Persatua Indonesia, terkandung
nilai persatuan, terkandung nilai persatuan bangsa antara lain:
v Persatuan
Indonesia adalah persatuan bangsa yang mencakup seluruh wilayah Indonesia;
v Bangsa
Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia;
v Pengakuan
terhadap ke-"Bhineka Tunggal Ika"-an, suku bangsa dan kebudayaan
bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah pembinaan kesatuan
bangsa;
v Nilai silai
ketiga ini meliputi dan menjiwai sila keempat dan kelima.
4.
Dalam sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, terkandung nilai
kerakyatan antara lain:
ü Kedaulatan
negara adalah di tangan rakyat;
ü Pemimpin
kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi oleh akal sehat;
ü Manusia
Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia mempunayi
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama;
ü Musyawarah
untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil-wakil rakyat.
ü Nilai sila
keempat meliputi dan menjiwai sila keliam.
5.
Dalam sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, terkandung nilai keadilan sosial, antara lain:
o Perwujudan
keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakatan meliputi seluruh
rakyat Indonesia;
o Keadilan
dalam kehiduapan sosial terutama meliputi bidang-bidang ideologi, politik,
ekonimi, sosial, kebudayaan, dan pertahanan keamanan nasional;
o Cita-cita
masyarakat adil dan makmur secara material dan sprititual yang merata bagi
sluruh rakyat Indonesia;Keseimbangan antara hak dan kewajiban, dan menghormati
hak orang lain;
o Cinta akan
kemajuan dan pembangunan;
o Nilai sila
kelima ini diliputi dan dijiwai oleh sila pertama, kedua, ketiga, dan keempat.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila hendaknya dikaji secara
kritis agar seitap warga negara Indonesia dapat mengamalkannya. Pada akhirnya,
setiap warga negara tidak akan mudah goyah daengan masuknya kamjuan ilmu
pengethaun dan teknologi yang membawa masuk ideologi-ideologi yang lain yang
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Nilai-nilai dalam Pancasila
harus diterapkan pada semua nilai, karena merupakan suatu kesatuan yang saling
berhubungan dan menjiwai satu dengan yang lain.
C.
Nilai-Nilai
Pancasila Yang Terdapat Dalam Gasdesa
Nilai-nilai
Pancasila yang terdapat dalam tradisi Gasdesa di Kabupaten Blora antara lain:
1. Ketuhanan
yang Maha Esa
Tradisi
Gasdesa di Kabupaten Blora merupakan tradisi yang dilaksanakan sebagai wujud
rasa syukur kepada tuhan yang Maha Esa atas limpahan berkah selama setahun
terakhir, terutama hasil pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Blora meyakinan
adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya Yang Maha sempurna, yakni Maha
Pengasih, Maha Kuasa, Maha Adil, Maha
Bijaksana, dan sifat suci lainnya. Dengan keyakinan bahwa adanya Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan limpahan berkah terutama dalam hal rejeki hasil panen
pertanian, warga Kabupaten Blora bersyukur atau berterimakasih kepada Tuhan
karena telah memberikan rejeki yang melimpah setahun terakhir, dengan
mewujudkan rasa syukur tersebut ke dalam bentuk tradisi gasdesa.
Selain itu, adanya doa bersama yang
dilakukan ketika makanan yang dibawa setiap warga ke tempat yang sama sudah
berkumpul, juga menunjukkan bahwa mereka
bertakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dalam hal ini, mereka menunjukkan ketakwaannya berupa
beribadah kepada Tuhan yang Maha Esa berupa berdoa kepada-Nya.
2. Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab
Warga
Kabupaten Blora merayakannya
Gasdesa dengan membuat nasi tumpeng dan jajanan khas daerah
seperti dumbeg,
pasung, tape, bugis dan lain sebagainya. Lalu nasi tumpeng dan jajanan khas tersebut dibawa ke
balai desa, sumur (sendang), atau makam tokoh desa yang telah disepakati oleh
seluruh masyarakat setempat sebagai tempat untuk menggelar acara tersebut dan
didoakan oleh pemuka agama. Usai dioakan nasi tumpeng dan jajanan dimakan
secara ramai-ramai oleh masyarakat yang merayakan acara sedekah bumi itu.
Mereka berkumpul, makan, dan merayakan Gasdesa secara bersama-sama tanpa membedakan-bedakan
status sosial dan fisik, dan tidak ada yang diperlakukan berbeda dari yang lain
seperti didiskriminasi, diperbudak, dan tindakan-tindakan asusila lainnya.
Mereka semua dilakukan sama dan selayaknya manusia. Hal ini membuktikan bahwa
terdapat nilai-nilai Pancasila sila
kedua, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan
Indonesia
Tradisi
Gasdesa di Kabupaten Blora biasanya dilakukan di hari dari desa satu dengan
desa yang lainnya. Sebelum tradisi ini digelar, biasanya seluruh perwakilan
rumah tangga yang ada di suatu desa berkumpul untuk membahasa acara tersbut.
seluruh warga di satu desa dari berbagai latar belakang membuat makanan dan
jajanan, merayakan gasdesa bersama, dan berdoa bersama di satu tempat pada hari
dilaksanakannya tradisi Gasdesa. Hal ini menunjukkan adanya nilai-nilai
Pancasila dalam sila ketiga yaitu persatuan.
4. Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
Ketika
seluruh warga sudah berkumpul di tempat yang sama, acara selanjutnya yaitu doa
bersama yang dilakukan oleh pemuka agama setempat atau pemimpin di desa
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa, dengan adanya salah satu orang yang
memimpin doa dari seluruh warga yang hadir, mereka menerapkan nilai-nilai
Pancasila sila keempat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan. Selain itu, adanya gotong royong berupa kerja
bakti dan rapat-rapat yang diadakan untuk mepersiapkan tradisi ini, juga
merupakan penerapan nilai-nilai Pancasila sila keempat.
5. Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Tradisi
gasdesa ini dirayakan oleh seluruh warga desa tanpa memandang status sosial dan
latar belakang mereka. Mereka saling berbagi makanan, menikmati hiburan berupa
tayub dan atau barongan bersama-sama, berkumpul dan berdoa bersama, dan lain
sebagainya tanpa membeda-bedakan dan memandang status sosial mauun latar
belakang dari setiap individu. Hal ini membuktikan bahwa mereka menerapkan
nilai pancasila sila kelima yaitu keadilan sosial bagi selruh Indonesia.
BAB III
PENUTUPAN
A.
Kesimpulan
Pancasial memuat nilai-nilai luhur
yang menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung di
dalam Pancasila merupakan nilai-nilai yang ada dalam kehidupan masyarakat sejak
dulu. Nilai pancasila berumber
dari kebudayaan
dan tradisi masyarakat dahulu atau leluhur Indonnesia itu sendiri, yang
memiliki fungsi dan mendorong dan mengarahkan sikap serta perbuatan manusia.
Gasdesa merupakan tradisi
turun-temurun di Kabupaten Blora yang diwarisi oleh leluhur pada jaman dahulu
dan masih dipertahankan sampai sekarang. Sebagai tradisi yang diwariskan oleh
leluhur bangsa Indonesia yang bermukim di Kabupaten Blora pada jaman dahulu,
gasdesa juga mengandung nilai-nilai pancasila. Baik itu sila pertama, kedua,
ketiga, keempat, maupun sila kelima. Hal ini dapat dibuktikan dari sistem
pelaksaan gasdesa itu sendiri.
B.
Saran
Nilai-nilai
pancasila merupakannilai-nilai yang membentuk kepribadian masyarakat Indonesia
yang luhur dan bermartabat. Nilai-nilai tersebut terdapat di seluruh tradisi
yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar kita sebagai
penerus bangsa tidak meninggalkan tradisi-tradisi yang ada di daerah kita
masing-masing. Karena, sedikit banyak tradisi-tradisi tersebut memberikan
dampak yang baik untuk kita, keluarga, daerah kita, agama, bangsa dan negara
kita.
DAFTAR
PUSTAKA