Cari Blog Ini

Kamis, 09 November 2017

Tanam Paksa




Pelaksanaan sistem tanam paksa banyak menyimpang dari aturan pokoknya dan cenderung untuk mengadakan eskploitasi agraris semaksimal mungkin. Oleh karena itu, sistem tanam paksa menimbulkan akibat sebagai berikut.

1. Dampak bagi  Bangsa Indonesia  
   a. Dampak Negatif  
     1) Penurunan produksi tanaman lokal terutama padi yang beralih pada   tanaman yang laku      diekspor
2) Berkurangnya kepemilikan tanah petani yang harus dibagi untuk pemerintah Belanda
3) Beban rakyat semakin berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil, membayar pajak, mengikutinkerja rodi, dan menanggung risiko apabila gagal panen.
4) Akibat bermacam-macam beban menimbulkan tekanan fisik dan mental yang berkepanjangan, serta kesejahteraan masyarakat menurun, sehingga memunculkan kemiskinan yang parah           
5) Kesengsaraan rakyat yang membesar karena pajak yang tinggi sehingga timbulnya bahaya kemiskinan yang makin berat.
6) Terjadinya penyelewengan aturan-aturan tanam paksa yang pada akhirnya sangat menyengsarakan penduduk.
7) Waktu yang dibutuhkan dalam penggarapan budidaya tanaman ekspor seringkali mengganggu kegiatan penanaman padi. Persiapan lahan untuk tanaman kopi biasanya berbenturan dengan penanaman padi.Pertanian padi mengalami gagal panen
8) Berkembangnya reaksi keras di Belanda terhadap pelaksanaan sistem tersebut hingga keluarnya UU Agraria Tahun 1870.
9) Pelaksanaan sistem tanam paksa ini meli patgandakan kebutuhan akan hewan terak petani, tidak hanya untuk pekerjaan di ladang tetapi juga sebagai alat angkut hasil tanaman ekspor menuju pabrik atau pelabuhan
Penggarapan tanaman ekspor seperti tebu membutuhkan air yang sangat besar sehingga memberatkan petani.
10) Budidaya tebu dan nila menggunakan sebagian besar tanah sawah petani yan baik dan bernilai paling tinggi.
11) Timbulnya bahaya kelaparan dan wabah penyakit dimana-mana sehingga angka kematian meningkat drastis. Bahaya kelaparan menimbulkan korban jiwa yang sangat mengerikan di daerah Cirebon (1843). Demak (1849), dan Grobongan (1850). Kejadian ini mengakibatkan jumlah penduduk menurun drastis. Di sampng itu, juga terjadi penyakit busung lapar (hongorudim) dimana-mana. (Ricklefs M.C, 2008)
12) Penununan jumlah penduduk Indonesia karena kematian dan kelaparan

b.Dampak positif dari Pelaksanaan sistem tanam paksa 
1)Bertambahnya pengetahuan rakyat terhadap berbagai jenis tanaman baru
2)Rakyat Indonesia mulai mengetahui berbagai jenis tanaman yang laku di ekspor
3)Rakyat mulai mengetahui penggunaan teknologi dalam pengolahan pertanian
4) Munculnya tenaga kerja yang ahli dalam kegiatan non pertanian yang terkait dengan   perkebunan dan pepabrikan di pedesaan, sehingga menyebabkan industialisasi di pedesaan berkembang
  5)Diperkenalkannya mata uang secara besar – besaran samapai lapisan terbawah masyarakat Jawa, sehingga meningkatkan jumlah uang yang beredar di pedesaan, sehingga memberikan rangsangan bagi tumbuhnya perdagangan.         
6)Penyempurnaan fasilitas yang digunakan dalam proses tanam paksa, seperti jalan, jembatan, penyempurnaan fasilitas pelabuhan dan pabrik dan gudang untuk hasil budidayanya. (Ricklefs M.C, 2008),

2) Bagi Belanda.
Apabila sistem tanam paksa telah menimbulkan malapetaka bagi bangsa Indonesia, sebaliknya bagi bangsa Belanda ialah sebagai berikut:
a) Keuntungan dan kemakmuran rakyat Belanda.
b) Hutang-hutang Belanda terlunasi.
c) Penerimaan pendapatan melebihi anggaran belanja.
d) Kas Negeri Belanda yang semula kosong dapat terpenuhi.
e) Amsterdam berhasil dibangun menjadi kota pusat perdagangan dunia.
f) Perdagangan berkembang pesat.