Cari Blog Ini

Kamis, 09 November 2017



SENI TIGA DIMENSI TERAPAN

       Definisi dan pengertian seni rupa 3 dimensi adalah karya seni rupa yang mempunyai
dimensi panjang, lebar dan juga tinggi atau lebih mudahnya karya seni yang mempunyai volume
dan menempati sebuah ruang. Contoh karya seni rupa 3 dimensi adalah seni patung, seni
arsitektur, seni kriya, seni keramik dan berbagai jenis produk lainnya. Bahan yang digunakan
dalam pembuatan karya seni rupa 3 dimensi meliputi :         
1. Bahan Lunak : material yang digunakan empuk dan mudah dibentuk. Misalnya tanah
     liat, plastisin, dan sabun.   
2. Bahan Sedang : tidak lunak dan tidak keras. Misalnya kayu waru, kayu sengon, kayu randu,
     dan kayu mahoni.  
3. Bahan Keras : berupa kayu atau batu-batuan. Contohnya kayu jati, kayu ulin, batu granit,
     batu andesit, batu marmer.
4. Bahan lainnya : semen, pasir, kuningan, perunggu, emas, dsb.     
       Seni rupa terapan (applied art) adalah karya seni rupa yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari yang mana mengandung nilai fungsi tertentu di samping nilai seni yang dimilikinya.
        Fungsi karya seni rupa bisa dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi praktis.
Fungsi estetis adalah fungsi yang semata-mata ditujukan sebagai benda hias misalnya karya batik
dan tenun yang dibuat khusus untuk hiasan dinding, benda kerajinan, topeng dan vas bunga.
Sedangkan fungsi praktis adalah karya seni yang tujuan pokok pembuatannya ditujukan sebagai
benda pakai misalnya, perabotan rumah tangga, meja, kursi dan tekstil.        
        Berdasarkan bentuknya, karya seni rupa terapan bisa dibedakan menjadi 4 kategori yaitu Rumah adat, senjata tradisional,      transportasi tradisional, seni kriya. Seni Kriya sangat luas, namun secara garis besar bisa dibagi  dalam 4 kelompok antara lain : kriya pahat, kriya tekstil, kriya anyaman, kriya keramik.
       Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik (pernak-pernik) berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. (yusuf, 1998:2). Produk benda keramik yang kita lihat sehari-hari sangat beraneka ragam, baik bentuk,
ukuran, fungsi, hiasan maupun warnanya, produk-produk tersebut merupakan hasil akhir dari
suatu proses pembentukan atau pembuatan benda keramik.
         Pada awalnya benda-benda keramik dibuat dengan tangan secara langsung sehingga
hasilnya berupa benda keramik dengan bentuk yang terbatas dan sangat sederhana, namun kini
berbagai teknik pembentukan benda keramik telah berkembang dengan pesat. Proses
pembentukan ini berkembang sejalan dengan kemajuan di bidang teknologi mulai dari proses
pengambilan bahan tanah liat dari alam, pengolahan, pembentukan, pengglasiran dan dekorasi
serta pembakarannya. 

         Di industri atau pabrik-pabrik keramik saat ini sudah menggunakan teknologi yang lebih
maju dalam proses pembentukannya untuk membuat produk yang banyak tetapi dengan waktu
yang relatif pendek, ini dilakukan untuk mempercepat proses produksi.
Proses pembentukan merupakan proses pembuatan benda keramik, proses ini
mebutuhkan keterampilan tangan mulai dari proses pengulian hingga penyelesaian akhir
(finishing). Pembentukan benda keramik dapat dilakukan dengan tangan langsung (handbuilt)
atau dengan bantuan alat lain seperti alat putar, jigger-jolley, alat cetak, dan sebagainya.

Proses pembentukan benda keramik tersebut dapat dibedakan menjadi beberapa
keteknikan, yaitu:    
1. Teknik bebas (modelling), dalam proses pembentukannya harus melihat objek model.
2. Teknik pijit (pinching), teknik ini merupakan teknik yang paling sederhana dalam
      mengerjakan tanah liat, karena tidak memerlukan alat bantu yang banyak, tetapi cukup
      dengan tangan. Tanah liat dapat dibentuk dengan memijit-mijitnya menjadi sebuah bentuk.
      Namun untuk menghaluskan permukaannya diperlukan alat bantu seperti alat butsir, spon
      dan sebagainya.    
3. Teknik pilin (coiling) dengan teknik ini terlebih dahulu tanah liat dibuat pilin. Untuk membuat
     bentuk yang dinginkan, pilin tanah liat itu ditempatkan secara tumpang berdasar bentuk yang
     akan dibuat. Agar pilin itu melekat perlu ditekan dengan jari dan selanjutnya diratakan dengan
     memukul-mukulnya pakai kayu.   
4. Teknik lempeng (slab building), dalam teknik ini tanah liat dibuat lempeng terlebih dahulu
     dengan menggunakan rol kayu. Selanjutnya setelah mencapai ketebalan tertentu, tanah liat
     dipotong dengan pisau khusus dan bentuknya disesuaikan dengan bentuk yang akan dibuat.
     Untuk menyambung potongan itu digunakan tanah liat cair.
5. Teknik mematung, dalam pembuatannya diperlukan kontruksi sebagai bentuk dasar.
6. Teknik putar (throwing) teknik ini paling sulit dibanding teknik lainnya, sebab alat yang
     digunakan harus dapat dikuasai dan dikoordinasikan dengan tangan secara baik. Sebelum
     dikerjakan tanah liat harus dipadatkan dahulu dengan meremas dan menekan berulang kali
     yang tujuannya untuk menghilangkan udara dalam tanah. Kemudian tanah liat itu ditempatkan
     di tengah-tengah alat putar, lalu kedua tangan yang basah diletakkan pada tanah liat itu .
     Selanjutnya alat diputar dan tanah liat dibentuk oleh tangan dengan menekan dan menariknya
     ke atas.      
7. Teknik cetak (mold), teknik pembentukan benda keramik dengan teknik cetak dapat dibedakan
     menjadi tiga, yaitu: membentuk dengan teknik cetak tekan; membentuk dengan teknik cetak
     tuang dengan model bebas dan model bubut, dan membentuk dengan teknik cetak jigger.
     Membentuk benda keramik dengan ketiga teknik cetak tersebut dilakukan dengan proses
     pembuatan model, pembuatan cetakan dan pencetakan benda keramik baik dengan tanah liat
     plastis maupun tanah liat tuang (slip).

Alat Pembentukan       
Jenis dan fungsi peralatan untuk pembentukan benda keramik dapat dikelompokkan
menjadi alat bantu, alat pokok, perlengkapan, dan peralatan keselamatan kesehatan kerja.
Peralatan tersebut digunakan untuk kelncaran proses pembentukan benda keramik dengan
berbagai keteknikan, teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling), teknik lempeng (slab
building), teknik putar (throwing), dan teknik cetak (mold).
1. Alat bantu 
   Butsir kawat (wire modeling tools)           
   Untuk merapikan, menghaluskan, mengerok, membentuk  detail, dan membuat tekstur benda      
   kerja. Ukuran panjang 22 cm, bahan kawat stainless steel, tangkai kayu sawo.                 
   Butsir kayu (wood modeling tools)           
   Untuk menghaluskan, membentuk detail,   merapikan, membuat dekorasi, merapikan dan 
   menghaluskan benda kerja. Ukuran panjang 22 cm lebar 3 cm, bahan kayu sawo 
   Ribbon tools
   Untuk mengerok, menghaluskan, dan merapikan benda kerja. Ukuran panjang total 15 cm, bahan
   stainlesss steel, tangkai kayu.          
  Kawat pemotong (wire cutter)       
  Untuk memotong ujung bibir, dasar benda kerja, dan memotong tanah liat plastis. Ukuran: 
   panjang 4 cm, panjang tangkai 6 cm, bahan kawat stainless steel. 
  Pisau pemotong (felting knife)       
  Untuk memotong, mengiris lempengan tanah liat. Ukuran; panjang total 17 cm, mata pisau 8.5cm.
  Potter rib/throwing ribs/rubber palletes/steel palletes         
  Untuk menghaluskan dan membentuk permukaan luar benda kerja. Ukuran: 10 x 6 cm, tebal 0,4
  cm, bahan: kayu, plat stainless, karet.                      
  Spon (sponges)        
  Untuk menyerap kandungan air, menghaluskan benda kerja, dan membersihkan handtool,  
  cetakan gips pada waktu pencucian. Ukuran: diameter 8 cm dan tebal 6 cm, bahan busa. 
  Sponge stick 
  Untuk menghaluskan bagian dalam benda kerja. Ukuran: panjang 35 cm, diameter spon 2,5  cm.
  Jarum (needles)      
  Untuk memotong bibir, menusuk gelembung udara, dan menggores benda kerja. Ukuran: panjang
  total 14 cm, mata jarum 4 cm.          
  Kuas kecil,  
  Untuk mengolesi lumpur tanah pada bagian benda yang akan disambung, mengolesi laru pemisah
  pada model dan cetakan gips.          
  Scrapper
  Untuk menghaluskan lempengan tanah liat, meratakan permukaan bidang tanah liat. Ukuran: 10
  x 6 cm, alat ini dibuat dari kayu, plastik atau plat anti karat/ alumunium dan steinlesteel. 
  Throwing stick         
  Untuk membentuk, menghaluskan, merapikan bagian dalam benda keramik. Ukuran: panjang 35
  cm, bahan kayu.       
  Penggaris
  Untuk mengukur pajang, lebar, dan tinggi benda kerja. Ukuran: panjang 30 cm, bahan: metal atau
  mika.
  Kaliper (caliper)      
  Untuk mengukur diameter benda kerja. Ukuran: panjang 20 cm, 25 cm, dan 30 cm, bahan  
  alumunium, plastik atau kayu           .
  Penggaris siku        
  Untuk mengukur panjang dan posisi tegak lurus dari benda atau model. Ukuran: panjang 30 cm,  
  bahan: metal.
  Waterpass
  Untuk mengukur kedataran model, ukuran panjang 44 cm, lebar 4,5 cm, bahan alumunium.        
2. Alat Pokok
    Rol kayu    
    Untuk membuat lempengan tanah, dengan panjang rol kurang lebih 45 cm dan diameter 6 cm–
    8 cm dan dilengkapi dengan bilah kayu yang panjangnya 50 cm dan tebal 0,5 cm- 0,7 cm dan  
    lebar sekitar 3 cm.  
    Paddle dan anvil   
    Untuk memadatkan dinding badan benda keramik yang dibentuk dengan teknik putar tatap yang
    dilakukan dengan cara memukulkan paddle pada dinding luar dan anvil untuk menahannya di
    bagian dalam benda keramik.        
   Bow harp    
   Untuk membuat lempengan tanah liat dengan bantuan kawat yang diikatkan pada besi dengan
   berbagai ukuran untuk menentukan ketebalan lempengan atanh liat. Ukuran: panjang kawat
   stainless steel 30 cm, bahan besi.    
   Slab roller   
   Untuk membuat lempengan tanah liat plastis yang digerakkan dengan sistem mekanik. Alat ini
   juga dilengkapi dengan ukuran untuk menentukan ketebalan lempengan tanah liat. Ukuran:     
   panjang 122 cm, lebbr 82 cm, dan tinggi 109 cm.  
   Hand extruder        
   Untuk membuat pilinan tanah liat plastis sesuai dengan asesoris yang digunkan. Alat ini juga
   dapat untuk membentuk benda keramik dengan teknik extruder dengan berbagai bentuk silider,
   kotak segi empat, enam, dsb. Ukuran: diameter tabung 10 cm.     
   Alat putar manual tangan (hand wheel) 
   Untuk membentuk terutama benda keramik teknik putar. Alat ini deigerakkan dengan tangan
   secara manual, kepala putaran dibuat dari besi atau semen dengan diameter antara 25 cm-40cm,
   bahan: besi atau alumunium.           

Persyaratan Tanah Liat      
Tanah liat sebagai bahan untuk membuat benda keramik harus memenuhi persyaratan yang
harus dipenuhi agar benda keramik yang dibuat tidak mengalami kesuliatan, persyaratan tersebut diantaranya adalah:
1. Plastisitas   
    Plastisitas tanah liat merupakan syarat utama yang harus dipenuhi agar mudah dibentuk. Hal ini  
    terkait dengan fungsi plastisitas sebagai pengikat dalam proses pembentukan sehingga tidak
    mudah retak, berubah bentuk atau runtuh.
2. Homogen   
    Campuran masa tanah liat plastis harus homogen dalam arti plastisitasnya merata dan tidak       ada yang keras atau lembek.      
3. Bebas dari gelembung udara.     
    Tanah liat harus terbebas dari gelembung udara, jika dalam tanah liat masih terdapat      gelembung udara dapat menyebabkan kesulitan pada waktu proses pembentukan dan dapat   menyebabkan retak atau pecah pada waktu proses pengeringan dan pembakaran. 
4. Memiliki kemampuan bentuk     
    Tanah liat harus memiliki kemampuan bentuk yang berfungsi sebagai penyangga sehingga         tidak mengalami perubahan bentuk pada waktu proses pembentukan atau setelah proses pembentukan selesai. 

Penyiapan Tanah Liat         
Penyiapan tanah liat agar memenuhi persyaratan untuk digunakan harus selalu dilakukan sebelum memulai praktek pembentukan benda keramik. Penyiapan tanah liat tersebut dilakukan dengan cara pengulian dan pengirisan.      
1. Pengulian (kneading)       
    Proses pengulian tanah liat dimaksudkan agar tingkat keplastisan dan homogenitas merata         serta bebas dari gelembung udara.
2. Pengirisan (wedging),       
     Proses pengirisan tanah liat dilakukan untuk mencampur satu macam tanah atau lebih yang       berbeda warna, jenis, dan plastisitasnya.