Menurut Abdul Chaer (2013:6) semantik dibedakan
berdasarkan tataran atau bagian dari bahasa yang menjadi objek penyelidikannya.
Berdasarkan hal
tersebut semantik dibagi menjadi:
a.
Semantik leksikal
Semantik leksikal merupakan
semantik yang objek penyelidikannya adalah leksikon. Dalam semantik leksikal
ini diselidiki makna yang ada pada leksem-leksem dari bahasa tersebut. Oleh
karena itu makna yang ada pada leksem-leksem itu disebut makna leksikal. Leksem
adalah istilah yang lazim digunakan dalam studi semantik untuk menyebut satuan
bahasa bermakna. Contoh: semantik yang mempelajari makna dari leksem sebuah
kata seperti harimau, minum, tidur, dan sebagainya.
b.
Semantik gramatikal
Semantik gramatikal adalah
semantik yang objek studinya adalah makna-makna gramatikal dari tataran tata
bahasa. Tataran tata bahasa atau gramatika dibagi menjadi dua subtataran yaitu
morfologi dan sintaksis. Morfologi adalah cabang ilmu linguistik yang
mempelajari struktur intern kata serta proses-proses pembentukannya. Sedangkan
sintaksis adalah studi mengenai hubungan kata dengan kata dalam membentuk
satuan yang lebih besar yaitu frasa, klausa, dan kalimat. Semantik gramatikal
dapat diartikan juga sebagai semantik yang maknanya mengalami perubahan karena
proses gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Ciri utama
semantik gramatikal yaitumakna gramatikal dapat dibuat paradigma. Paradigma itu
sendiri adalah deret kata yang memiliki ciri bentuk, ciri makna, dan atau
valensi yang sama. Contoh:
a.
Afiksasi
ber- + baju => berbaju
Ciri Bentuk
(ber- + D)
|
Ciri Makna
(memakai D)
|
Berbaju
|
Memakai baju
|
Bercelana
|
Memakai celana
|
bersepatu
|
Memakai sepatu
|
b.
Reduplikasi
buku => buku-buku
Ciri Bentuk
(R + D)
|
Ciri Makna
(banyak D dan
bervariasi)
|
buku-buku
|
Banyak buku dan
bervariasi
|
pensil-pensil
|
Banyak pensil dan
bervariasi
|
bunga-bunga
|
Banyak bunga dan
bervariasi
|
c.
Komposisi
bubur + ayam => bubur ayam
Ciri Bentuk
(D + D)
|
Ciri Makna
(Asal bahan)
|
Bubur ayam
|
Bubur yang asal
bahannya dari ayam
|
Sate kambing
|
Sate yang asal
bahannya dari kambing
|
Kerupuk kulit
|
Kerupuk yang asal
bahannya dari kulit
|
Pada tataran fonetik yaitu ilmu yang mempelajari bunyi (fon) tanpa
memperhatikan fungsi bunyi itu sebagai pembeda makna, tidak terdapat semantik
karena fon yang menjadi satuan dari fonetik tidak memiliki makna. Di sini tidak
terdapat objek studi maka tentu saja tidak ada ilmunya.
Pada tataran fonologi (fonemik) juga tidak ada semantik walaupun fonem yang
menjadi satuan dalam studi fonologi mempunyai fungsi membedakan makna, namun
fonem itu sendiri tidakmemiliki makna
Menurut Verhaar semantik dibedakan menjadi:
a.
Semantik Kalimat
Semantik
kalimat merupakan semantik yang yang membicarakan hal-hal topikalisasi kalimat
bukan masalah ketatabahasaan. Contoh: Buah apel merupakan salah satu buah yang
banyak mengandung vitamin. Topik dari kalimat tersebut adalah buah apel.
b.
Semantik Maksud
Semantik
maksud adalah semantik yang berkenan dengan pemakaian bentuk-bentuk gaya bahasa
seperti metafora, ironi, litotes, dan sebagainya.
Contoh: Seorang guru merasa
kepanasan saat mengajar di kelas, kemudian ia mengatakan “Panas sekai ya?”.
Tentu saja yang dimaksud bukan menanyakan cuaca pada siswanya melainkan meminta
agar siswanya menyalakan kipas angin atau AC.
Ada juga yang membagi jenis-jenis semantik menjadi sebagai berikut:
1. Semantik Behavioris
Semantik behavioris menyatakan bahwa makna berada dalam rentangan
antara stimulus dan respon, antara rangsangan dan jawaban. Makna ditentukan
oleh situasi yang berarti ditentukan oleh lingkungan. Karena itu, makna hanya
dapat dipahami jika ada data yang dapat diamati yang berada dalam lingkungan pengalaman
manusia. Contoh: seorang ibu yang menyuapkan makanan pada si bayi.
2. Semantik Deskriptif
Semantik
deskriptif adalah kajian semantik yang khusus memperlihatkan makna yang
sekarang berlaku. Makna kata ketika kata itu untuk pertama kali muncul. Tidak
diperhatikan. Misalnya dalam bahasa Indonesia ada kata juara yaitu ornag yang
mendapat peringkat teratasa dalam pertandingan tanpa memperhatikan makna
sebelumnya yaitu pengatur atau pelerai dalam persabungan ayam. Jadi, Semantik
deskriptif hanya memperhatikan makna sekarang.
3. Semantik Generatif
Teori
semantik generatif muncul tahun 1968 karena ketidak puasan linguis terhadap
pendapat Chomsky. Menurut pendapat mereka struktur semantik dan struktur
sintaksis bersifat homogen. Struktur dalam tidak sama dengan struktur semantik.
Untuk
menghubungkannya digambarkan dengan satu kaidah, yaitu transformasi. Teori ini
tiba pada kesimpulan bahwa tata bahasa terdiri dari struktur dalam yang berisi
tidak lain dari struktur semantik dan struktur luar yang merupakan perwujudan
ujaran kedua struktur ini dihubungkan dengan suatu proses yang disebut
transformasi.
4. Semantik Historis
Semantik
historis adalah studi semantik yang mengkaji sistem makna dalam rangkaian
waktu. Studi semantik historis ini menekankan studi makna dalam rentangan
waktu, bukan perubahan bentuk kata. Perubahan bentuk kata lebih banyak dikaji
dalam linguistik hoistoris. Misalnya
dalam bahasa Indonesi
terdapat kata padi dan dalam bahasa jawa terdapat kata pari. Fonem/ d/ dan/ r/
berkorespondensi.
5. Semantik Logika
Sematik
logika adalah cabang logika modern yang berkaitan dengan konsep-konsep dan
notasi simbolik dalam analisis bahasa semantik logika mengkaji sistem makna
yang dilihat dari logika seperti yang berlaku dalam matematika yang mangacu
kepada kata pengkajian makna atau penafsiran ajaran, terutama yang dibentuk
dalam sistem logika yang oleh Carnap disebut semantik.
Dalam
semantik logika dibahas makna proprsi yang dibedakan dengan kalimat, sebab
kalimat yang berbeda dalam bahasa yang sama dapat aja diujarkan dalam proporsi
yang sama. Sebaliknya, sebuah kalimat dapat diujarkan dalam dua atau lebih
proporsi. Proporsi boleh benar boleh salah, dan lambang disebut sebagai
variabel proporsional dalam semantik logika.
6. Semantik Struktural
Semantik
struktural bermula dari pandangan linguis struktural yang dipelopori oleh
Saussure. Penganut strukturalisme berpendapat bahwa setiap bahasa adalah sebuah
sistem, sebuah hubungan struktur yang unik yang terdiri dari satuan-satuan yang
disebut struktur. Struktur itu terjelma dalam unsure berupa fonem, morfem,
kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana yang membaginya menjadi kajian
fonologi, morfologi, sintaksis, dan wacana.