Cari Blog Ini

Senin, 20 Juli 2020

Jenis-Jenis Makna dalam Semantik



Menurut Abdul Chaer makna dibedakan berdasarkan:
a.       Ada tidaknya proses gramatikal
Berdasarkan ada tidaknya proses gramatikal makna kata dibedakan menjadi makna leksikal dan makna  gramatikal. Makna leksikal adalah makna yang bersifat leksikon, bersifat leksem, atau bersifat kata. Dapat diartikan juga sebagai makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indra, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Contoh: kata “sapi” memiliki makna “binatang pemamah biak, bertanduk, berkuku genap, berkaki empat, bertubuh besar, dipiara untuk diambil dagingnya dan susunya”.
Sedangkan makna kata gramatikal adalah makna kata yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Contoh kata “membeli” dari proses gramatikal mem- + beli => membeli memiliki makna “memperoleh sesuatu melalui pertukaran (pembayaran) dengan uang”.
b.      Ada tidaknya referen
Berdasarkan ada tidaknya referen makna kata dibedakan menjadi makna referensial dan makna nonreferensial. Makna referensial adalah makna kata bila kata itu mempunyai referen atau sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu.
Contoh: piring, gelas, dan sendok adalah contoh makna referensial karena mempunyai referen atau acuan pada sebuah perabot dapur.
          Sedangkan makna nonreferensial merupakan makna kata yang tidak mempunyai referen. Yang termasuk kelas kata tugas seperti prepsisi, konjungsi, partikel termasuk kata yang bermakna nonreferensial. Contoh: tetapi, dan, di termasuk makna nonreferensial karena tidak memiliki acuan di luar bahasa.
c.       Ada tidaknya nilai rasa
Berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata makna kata dibedakan menjadi makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotatif adalah makna kata yang belum mendapatkan tambahan nilai rasa. Contoh: kata “bini” di masyarakat melayu bermakna denotatif.
Sedangkan makna konotatif adalah makna kata yang ditambahkan nilai rasa pada kata bermakna denotatif oleh orang atau sekelompok orang yang menggunakan kata itu. Contoh kata “bini” di masyarakat selain melayu bermakna konotatif, kata “gadis” pada masyarakat kalangan remaja bermakna konotatif daripada kata “perempuan”.
d.      Ada tidaknya hubungan (asosiasi) makna sebuah kata dengan makna kata lain
Berdasarkan ada tidaknya hubungan (asosiasi) makna sebuah kata dengan makna kata lain, makna kata dibedakan menjadi makna konseptual dan makna asosiatif. Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya, makna yang bebas dari asosiasi atau hubungan apapun. Contoh kata “bunga melati” bermakna “salah satu jenis bunga yang memiliki ukuran kecil, berwarna putih, dan harum baunya”.
Sedangkan makna asosiatif adalah makna yang dimiliki oleh sebuah kata atau leksem berkenaan dengan adanya hubungan kata tersebut dengan sesuatu di luar bahasa. Makna asosiatif ini sesungguhnya sama dengan perlambangan yang digunakan oleh suatu masyarakat bahasa untuk menyatakan suatu konsep lain. Contoh “bunga melati” bermakna “kesucian”.
Menurut Abdul Chaer (2013: 73) dalam makna asosiatif terdapat makna stiliska, makna afektif, dan makna kolokatif. Makna stiliska berkenaan dengan gaya pemilihan kata sehubung dengan adanya perbedaan sosial dan bidang kegiatan di dalam masyarakat. Contoh kata “guru” dan “dosen”, kata “guru” digunaVan untuk menyebut orang yang mengajar di sekolah, sedangkan “dosen” digunakan untuk menyebut orang yang mengajar di perguruan tinggi.
Makna afektif berkenaan dengan perasaan pembicara pemakai bahasa secara pribadi, baik terhadap lawan bicara maupun terhadap objek yang dibicarakan. Contoh:
“Tutup mulut kalian!” bentaknya.
“Mohon diam sebentar!” pintanya.
            Makna kolokatif berkenaan dengan maka kata dalam kaitannya dengan makna kata lain yang mempunyai tempat yang sama dalam sebuah frasa. Contoh kataindah, cantik, dan tampan memiliki arti yang hampir sama. Namun kata-kata tersebut digunakan dalam situasi, kondisi, dan tempat yang berbeda.
e.       Ada tidaknya ketepatan makna kata dalam penggunaannya secara umum dan khusus
Berdasarkan ada tidaknya ketepatan makna kata dalam penggunaannya secara umum dan khusus, makna kata dan makna istilah. Makna kata merupakan makna yang bersifat umum. Contoh kata bajak, akomodasi, dan lain-lain.
Makna istilah adalah makna yang pasti, jelas, tidak meraguvan meskipun tanpa konteks kalimat. Makna ini digunakan khusus dalam bidang tertentu. Sehingga memiliki makna yang tepat dan pasti. Contoh kata “akomodasi” dalam bidang pariwisata bermakna “hal-hal yang berkenaan dengan fasilitas” sedangkan dalam bidang optik bermakna “penyesuaian lensa”. 
f.       Makna Idiomatika dan Peribahasa
Merupakan makna kata atau sekelompok kata yang tidak dapat diramalkan atau menyimpang dari makna referensial atau gramatikal unsur-unsur pembentuknya. Contoh: bagai air di daun talas.
g.      Makna kias
Makna kias adalah makna kata yang membandingkan kata dengan hal yang lainnya.