Menurut Abdul Chaer makna
dibedakan berdasarkan:
a.
Ada tidaknya proses gramatikal
Berdasarkan ada tidaknya proses
gramatikal makna kata dibedakan menjadi makna leksikal dan makna gramatikal. Makna leksikal adalah makna yang
bersifat leksikon, bersifat leksem, atau bersifat kata. Dapat diartikan juga
sebagai makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil
observasi alat indra, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan
kita. Contoh: kata “sapi” memiliki makna “binatang pemamah biak, bertanduk,
berkuku genap, berkaki empat, bertubuh besar, dipiara untuk diambil dagingnya
dan susunya”.
Sedangkan makna kata gramatikal
adalah makna kata yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatikal seperti
afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Contoh kata “membeli” dari proses
gramatikal mem- + beli => membeli memiliki makna “memperoleh sesuatu melalui
pertukaran (pembayaran) dengan uang”.
b.
Ada tidaknya referen
Berdasarkan ada tidaknya
referen makna kata dibedakan menjadi makna referensial dan makna
nonreferensial. Makna referensial adalah makna kata bila kata itu mempunyai
referen atau sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu.
Contoh: piring,
gelas, dan sendok adalah contoh makna referensial karena mempunyai referen atau
acuan pada sebuah perabot dapur.
Sedangkan makna nonreferensial
merupakan makna kata yang tidak mempunyai referen. Yang termasuk kelas kata
tugas seperti prepsisi, konjungsi, partikel termasuk kata yang bermakna nonreferensial.
Contoh: tetapi, dan, di termasuk makna nonreferensial karena tidak memiliki
acuan di luar bahasa.
c.
Ada tidaknya nilai rasa
Berdasarkan ada tidaknya nilai
rasa pada sebuah kata makna kata dibedakan menjadi makna denotatif dan makna
konotatif. Makna denotatif adalah makna kata yang belum mendapatkan tambahan
nilai rasa. Contoh: kata “bini” di masyarakat melayu bermakna denotatif.
Sedangkan makna konotatif
adalah makna kata yang ditambahkan nilai rasa pada kata bermakna denotatif oleh
orang atau sekelompok orang yang menggunakan kata itu. Contoh kata “bini” di
masyarakat selain melayu bermakna konotatif, kata “gadis” pada masyarakat
kalangan remaja bermakna konotatif daripada kata “perempuan”.
d.
Ada tidaknya hubungan (asosiasi) makna sebuah kata dengan
makna kata lain
Berdasarkan ada tidaknya
hubungan (asosiasi) makna sebuah kata dengan makna kata lain, makna kata
dibedakan menjadi makna konseptual dan makna asosiatif. Makna konseptual adalah
makna yang sesuai dengan konsepnya, makna yang bebas dari asosiasi atau
hubungan apapun. Contoh kata “bunga melati” bermakna “salah satu jenis bunga
yang memiliki ukuran kecil, berwarna putih, dan harum baunya”.
Sedangkan makna asosiatif
adalah makna yang dimiliki oleh sebuah kata atau leksem berkenaan dengan adanya
hubungan kata tersebut dengan sesuatu di luar bahasa. Makna asosiatif ini
sesungguhnya sama dengan perlambangan yang digunakan oleh suatu masyarakat
bahasa untuk menyatakan suatu konsep lain. Contoh “bunga melati” bermakna
“kesucian”.
Menurut Abdul Chaer (2013: 73)
dalam makna asosiatif terdapat makna stiliska, makna afektif, dan makna
kolokatif. Makna stiliska berkenaan dengan gaya pemilihan kata sehubung dengan
adanya perbedaan sosial dan bidang kegiatan di dalam masyarakat. Contoh kata
“guru” dan “dosen”, kata “guru” digunaVan untuk menyebut orang yang mengajar di
sekolah, sedangkan “dosen” digunakan untuk menyebut orang yang mengajar di
perguruan tinggi.
Makna afektif berkenaan dengan
perasaan pembicara pemakai bahasa secara pribadi, baik terhadap lawan bicara
maupun terhadap objek yang dibicarakan. Contoh:
“Tutup mulut kalian!” bentaknya.
“Mohon diam sebentar!” pintanya.
Makna
kolokatif berkenaan dengan maka kata dalam kaitannya dengan makna kata lain yang
mempunyai tempat yang sama dalam sebuah frasa. Contoh kataindah, cantik, dan
tampan memiliki arti yang hampir sama. Namun kata-kata tersebut digunakan dalam
situasi, kondisi, dan tempat yang berbeda.
e.
Ada tidaknya ketepatan makna kata dalam penggunaannya
secara umum dan khusus
Berdasarkan ada tidaknya
ketepatan makna kata dalam penggunaannya secara umum dan khusus, makna kata dan
makna istilah. Makna kata merupakan makna yang bersifat umum. Contoh kata
bajak, akomodasi, dan lain-lain.
Makna istilah adalah makna yang
pasti, jelas, tidak meraguvan meskipun tanpa konteks kalimat. Makna ini
digunakan khusus dalam bidang tertentu. Sehingga memiliki makna yang tepat dan
pasti. Contoh kata “akomodasi” dalam bidang pariwisata bermakna “hal-hal yang
berkenaan dengan fasilitas” sedangkan dalam bidang optik bermakna “penyesuaian
lensa”.
f.
Makna Idiomatika dan Peribahasa
Merupakan makna kata atau
sekelompok kata yang tidak dapat diramalkan atau menyimpang dari makna
referensial atau gramatikal unsur-unsur pembentuknya. Contoh: bagai air di daun
talas.
g.
Makna kias
Makna kias adalah makna kata yang membandingkan kata
dengan hal yang lainnya.