Cari Blog Ini

Sabtu, 14 Oktober 2017

PERJUANGAN MENGHADAPI ANCAMAN DISINTEGRASI BANGSA (1948-1965)



Sejarah pergolakkan dan konflik yang terjadi di Indonesia selama masa 1948 sampai 1965 dibagi dalam tiga bentuk pergolakkan, yaitu:
1.      Peristiwa konflik dan pergolakkan yang berkaitan dengan ideologi
Yang termasuk dalam kategori ini adalah pemberontakkan PKI Madiun, Pemberontakan DI/TII, dan Peristiwa G30S/PKI. Ideologi yang diusung oleh PKI komunis, sedangkan pemberontakan DI/TII berlangsung dengan membawa ideologi agama.
Perlu kita ketahui bahwa menurut Herbert Feith, seorang akademis Australia, aliran politik besar yang terdapat di Indonesia pada masa setelah kemerdekaan (terutama dapat dilihat sejak pemilu 1955) terbagi menjadi lima kelompok. Kelompok tersebut antara lain nasionalisme radikal, (diwakili antara lain oleh PNI), islam (Nudan Masyumi), komunis (PKI), sosialisme demokrat (Partai Sosialis Indonesia/PSI, dan tradisionalisme Jawa (Partai Indonesia raya/PIR, kelompok teosofis,/kebatinan, dan dimokrat pemerintah/pamongpraja). Pada masa itu, kelompok-kelompok tersebutkenyataannya memang saling bersaingdengan mengusung ideologi masing-masing.
2.       Peristiwa Konflik dan Pergolakan yang berkaitan dengan kepentingan (vested interest)
Yang termasuk ke dalam kategori ini anta lain pemberontakkan APRA, RMS dan Andi Aziz. vested interest merupakan kepentingan yang tertanam kuat pada suatu kelompok. Kelompok ini biasanya berusaha untuk mengontrol suatu sistem sosialisasi atau kegiatan untuk keuntungan sendiri. Mereka juga sukar untuk mau melepar posisi atau kedududkannya sehingga sering menghalangi suatuproses perubahan. Baik APRA, RMS dan peristiwa Andi Aziz , semuanya berhubungan dengan keberadaan pasukan KNILatau Tentara di Hindia Belanda, yang tidak mau menerima kedatangan tentara Indonesia di wilayah-wilayah yang sebelumnya mereka kuasai. Konflik terjadi dalam situasi seperti ini.
3.      Peristiwa konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan sistem pemerintahan
Termasuk dalam kategori ini adalah persoalan negara federal dan BFO (Bejeenkomst federal Overleg), serta pemberontakan PRRIdan Permesta.
Masalah yang berhubungan negara federal mulai timbul ketika berdasarkan perjanjian Linggarjati, Indonesia dipaksa akan berbentuk hegara serikat/federal dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS). RI menjadi bagian RIS. Negara-negara federal lainnya antara lain  seperti negara Pasundan, negara madura, negara Indonesia Timur. BFO sendiri adalah badan musyawarah negara-negara federal di luar RI, yang dibentuk oleh Belanda. Awalnya BFO berada di bawah kendali Belanda. Namun makin, lama badan ini makin bertindak netral, tidak lagi melulu memihak Belanda. Pro-kontra dengan negara-negara inilah yang kerap juga menimbulkAN pertentangan.
Sedangkan pemberontakan PRRI dan Permesta merupakan pemberontakan yang terjadi akibat adanya ketidakpuasan beberapa daerah di wilayah Indonesia terhadap pemerintah pusat.