Adisumarmo Wiryokusumo
Adisumarmo
Wiryokusumo (lahir di Blora, Jawa Tengah, 31 Maret
1921 – meninggal
di Bantul, Yogyakarta, 29 Juli
1947 pada umur
26 tahun) adalah salah seorang pahlawan nasional Indonesia. Bersama Adisoetjipto, Abdoelrahman Saleh, Husein Sastranegara, dan Iswahjoedi
Adi Sumarmo dikenal sebagai perintis TNI AU
Indonesia.
Adi Soemarmo adalah pendiri sekolah Radio
Telegrafis Udara yang pertama kali di lingkungan Angkatan Udara dan merupakan
embrio dari Sekolah Radio Udara di kemudian hari. Peran radio AURI sangat besar
karena mampu membuka mata dunia terhadap perjuangan bangsa Indonesia untuk
mencapai kemerdekaan. Namun kariernya di Angkatan Udara begitu singkat, Adi
Soemarmo mendapat perintah menjadi Radio Operator pesawat VT-CLA yang terbang
ke India dalam upaya mengambil bantuan obat-obatan yang diberikan oleh Palang
Merah Malaya dan India.[
Pada 29 Juli
1947, pesawat
udara Dakota VT-CLA pulang menuju Maguwo, Yogyakarta.
Pesawat udara Dakota dikemudikan oleh Pilot Alexander Noel Constantine
(Australia) dan Co-pilot Roy L.C. Hazlehurst bersama Komodor, serta Juru Teknik
Bhida Ram berkebangsaan India. Dalam pesawat udara Dakota terdapat penumpang
lain yaitu Beryl Constantine (Inggris) istri Alexander Noel, Zainul Arif, Abdul
Gani Handonotjokro, serta tiga tokoh AURI, yaitu Komodor Muda Udara Adi Sutjipto, Komodor Muda Udara Abdulrachman Saleh,
Opsir Muda Udara I Adi Soemarmo. Pesawat udara Dakota VT-CLA saat itu dalam
perjalanan pulang dari Singapura menuju Yogyakarta, yang sedang membawa
bantuan obat-obatan, ditembak jatuh pesawat udara P-40 Kitty Hawk Belanda yang
berasal dari pangkalan Kalibanteng, Semarang, yang dipiloti oleh Letnan Satu
B.J. Reusink dan Sersan Mayor W.E. Erkelens.
Pesawat jatuh di dusun Ngoto, Ds. Bangunharjo, Sewon
Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Awak pesawat dan beberapa penumpang gugur dalam peristiwa yang menyedihkan itu,
termasuk tiga orang perintis AURI, yaitu Adi Soemarmo, Adisucipto dan
Abdulrachman Saleh. Satu-satunya penumpang yang selamat adalah Abdul Gani
Handonotjokro. Untuk mengenang kejadian tanggal 29 Juli
1947 tersebut,
sejak tahun 1955 dijadikanlah hari itu sebagai Hari Berkabung AURI. Opsir Muda
Udara I Adi Soemarmo dimakamkan di pemakaman Semaki, yang kemudian berubah
menjadi Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara Semaki. Pada 9 November
1974,
Pemerintah Indonesia menetapkan Adi Soemarmo sebagai Pahlawan Nasional berdasar
Keputusan Presiden No. 071/TK/1074. Namanya kemudian diabadikan Bandar Udara
Panasan, Surakarta, menjadi Bandar Udara Internasional Adi
Sumarmo.