Asal-usul Desa Sanggar Waringin
Pada zaman dahulu di sebuah desa yang
bernama Desa Jambi, ada sebuah gubuk kecil. Gubuk itu hanya dihuni oleh seorang
janda yang biasa dipanggil oleh warga sekitar Mbok Rondo Jambi bersama anaknya
yang bernama Joko Lotho. Joko Lotho tumbuh dewasa di sana.
Suatu hari, ketika Joko Lotho sudah
menjadi pemuda, ia bertemu dengan seorang gadis. Joko Lotho jatuh cinta pada
gadis tersebut. Sehingga ia berniat melamarnya. Tak disangka, ternyata cinta
Joko Lotho tidak bertepuk sebelah tangan. Gadis itu menerima lamaran Joko
Lotho. Hari pernikahan mereka pun ditentukan.
Tibalah hari yang ditunggu-tunggu oleh
Joko Lotho dan gadis itu. Di hari itu, Joko Lotho bersama rombongan pengiring
mempelai pria berjalan menuju rumah mempelai wanita. Joko Lotho membawa ayam
jantan sebagai hadiah. Ayam itu memiliki jengger yang diberi nama Sanggar
Waringin oleh Joko Lotho. Di tengah perjalanan, rombongan pengantin merasa
lelah. Sehingga mereka memutuskan berhenti sejenak. Mereka beristirahat di
bawah pohon beringin.
Merasa lelahnya telah sirna, mereka pun
memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka.belum lama berjalan, Joko Lotho
teringat bahwa kerisnya tertinggal di bawah pohon beringin tadi. Ia pun kembali
ke tempat tersebut untuk mengambil kerisnya. Sayangnya keris tersebut sudah
tidak ada di sana. Merasa kecewa, Joko Lotho akhirnya mengucapkan janji bahwa
ia akan memberi nama tempat ini Desa Sanggar waringin apabila tempat tersebut
menjadi sebuah desa.
Beberapa tahun kemudian, tempat itu
benar-benar menjadi sebuah perkampungan atau desa. Sesuai janjinya, Joko Lotho
pun memberi nama desa itu Desa sanggar Waringin.