Cari Blog Ini

Jumat, 27 Oktober 2017

Sosiologi sebagai pengetahuan



Sosiologi sebagai pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) berbeda dengan ilmu pengetahuan (science). Pengetahuan bersifat abstrak karena lahir dari renungan-renungan. Adapun ilmu pengetahuan bersifat empiris (berdasarkan pengalaman indera). Contoh ilmu pengetahuan adalah matematika dan fisika, sedangkan contoh pengetahuan adalah agama dan kepercayaan yang berada di luar jangkauan pengalaman manusia.         
            Ilmu pengetahuan harus memiliki suatu hakikat dan tujuan tertentu, termasuk upayanya dalam menegakkan kebenaran.     Unsur pokok dari ciri-ciri keilmuan ditentukan sebagai sesuatu yang ingin diketahui atau sesuatu yang menjadi objek kajiannya. Misalnya, secara ontologis, sosiologi mencoba untuk mengetahui masyarakat.     
            Secara epistemologis, sosiologi menggunakan metode-metode           dalam  pengamatannya. Secara aksiologis, sosiologi mencoba untuk       mencapai tujuan setelah diketahui sifat-sifat masyarakat.
            Sesuatu yang ingin diketahui dari sebuah ilmu pengetahuan adalah suatu hal yang menjadi bidang kajiannya. Untuk mendapatkannya akan dilakukan melalui proses yang dinamakan metode ilmiah. Adapun dari apa yang didapatkan tersebut harus memiliki nilai guna yang dapat menunjang kehidupan manusia.
            Jika dilihat dari aspek kebutuhannya, ada sejumlah kebutuhan          hierarkis, misalnya kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Hal ini telah menjadikan manusia sebagai makhluk hidup yang    keberadaan dan dinamika hidupnya senantiasa menyukai dan membutuhkan kehadiran sesamanya. Kecenderungan menyukai dan membutuhkan kehadiran sesamanya itu merupakan salah satu kebutuhan dasar baginya, yaitu yang disebut kebutuhan social (social need). Manusia telah menjadikan dirinya hidup berkelompok  dan membentuk suatu masyarakat yang selalu berinteraksi serta terorganisasi. Semua itu dilakukan manusia semata-mata untuk memenuhi kebutuhan dalam rangka mempertahankan hidupnya           di muka bumi. Kedinamisan manusia terwujud dalam perubahan yang telah membuatnya sebagai makhluk yang serba bervariasi, seperti tempat tinggal yang bervariasi, ras yang bervariasi, dan kebudayaan nya yang bervariasi. Oleh karena itu, studi manusia dan masyarakat tidak cukup hanya menggunakan satu disiplin ilmu,         tetapi membutuhkan banyak disiplin ilmu sehingga setiap ilmu secara khusus dapat menelaah setiap perkembangan dimensi yang dimiliki manusia